Polisi Tak Mau Ambil Resiko Hadirkan Lima Korban Bandit Ramlan

Jum'at, 06 Januari 2017 | 13:23 WIB
Polisi Tak Mau Ambil Resiko Hadirkan Lima Korban Bandit Ramlan
Prarekonstruksi perampokan dan pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur [suara.com/Adie Prasetyo Nugraha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Prarekonstruksi kasus perampokan disertai pembunuhan di rumah Dodi Triono, Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Jakarta Timur, Jumat (6/1/2017), tak dihadiri lima korban yang selamat.

Kapolres Jakarta Timur Komisaris Besar Agung Budijono menyebutkan korban sengaja tak dihadirkan karena mereka masih menjalani perawatan kesehatan. Agung tidak ingin mengambil resiko dengan memaksakan korban mengikuti reka ulang.

"Kalau mereka sakit masa kita hadirkan, malah merepotkan kita semua. Jadi temuannya malah tidak bisa berjalan nanti," kata Agung usai prarekonstruksi.

Peran para korban digantikan oleh anggota kepolisian dan hal itu tidak melanggar hukum.

Sementara itu, dari tiga bandit yang masih hidup saat dibekuk polisi, hanya satu yang diajak prarekonstruksi, yaitu Ius Pane.

Prarekonstruksi berlangsung lancar. Di lokasi, Ius Pane dan pemeran pengganti korban memperagakan sebanyak 72 adegan.

"Kurang lebih ada 72 adegan yang sudah dipilih. Jadi, masing-masing peran dan kegiatan mereka sudah kami pisahkan satu-satu," tambah Agung.

Perampokan terjadi pada Senin (26/12/2016). Para bandit menyekap sebelas korban di dalam kamar mandi dan mereka baru ditemukan keesokan harinya. Saat ditemukan, enam orang meninggal dunia. Mereka yakni Dodi Triono (59), Diona Arika Andra Putri (16 tahun, anak Dodi), Dianita Gemma Dzalfayla (9 tahun, anak ketiga Dodi), Amalia Calista Putri Pahlevi‎ atau Amel (10 tahun, teman Dianita), Sugiyanto, dan Tasrok (40). Sugiyanto dan Tasrok adalah supir.

Kemudian, lima korban selamat yaitu Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13 tahun, anak ketiga Dodi), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI