Suara.com - Publik sedang menunggu-nunggu jalannya debat tiga pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur yang diselenggarakan KPUD Jakarta. Mereka penasaran, siapa calon yang akan diserang lawan dan bagaimana mengambil keuntungan dari serangan tersebut. Juga bertanya-tanya, siapa calon paling pintar dan siapa paling lemah pemahamannya tentang problematika Jakarta.
Diprediksi, rupa-rupa cara akan dipakai kandidat untuk mencari keuntungan di panggung debat yang akan disaksikan mayoritas warga Jakarta.
Menurut calon gubernur nomor urut tiga Anies Baswedan dalam debat sah-sah saja jika mempertanyakan kepribadian lawan.
"Kita sedang memilih pemimpin. Kalau pemimpin itu ya orangnya. Yang kedua, ya akan dikerjakan oleh orangnya. Maka bisa ditanyakan tentang orangnya atau apa yang akan dikerjakan. Yaitu tentang bagaimana memimpin. Menurut saya itu semua bisa ditanyakan," kata Anies usai kampanye di Kelurahan Tugu Selatan, Tugu, Jakarta Utara, Kamis (5/1/2017).
Anies mengatakan tidak menutup kemungkinan nanti akan menanyakan satu hal yang selama ini dia anggap belum dijawab Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yaitu soal cara komunikasi Ahok yang seringkali tidak pada tempatnya.
"Saya nggak tahu, ditanyakan lagi atau nggak (terkait omongan Ahok). Kita lihat sikon saja," ujar Anies.
Dalam dua debat sebelumnya yang diselenggarakan dua perusahaan media televisi, Anies mengaku belum total. Ketika itu, calon gubernur Agus Harimurti Yudhoyono tak ikut.
"Kalau jurusnya dikeluarin semua, itu belum. Kalau itu sudah dianggap banyak. Alhamdulillah, tapi belum semua," kata Anies.
"Kalaupun ditiru, rakyat bisa menilai mana inovasi mana imitasi. Dan meniru itu sebenarnya pengakuan paling otentik, idenya dianggap bagus, caranya dianggap bagus," Anies menambahkan.
KPUD Jakarta menetapkan agenda debat kandidat pada tanggal 13 Januari, 17 Januari, dan 10 Februari.