Suara.com - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal M. Iriawan mengatakan seandainya Dodi Triono (59) terlambat pulang ke rumah di Jalan Pulomas Utara, nomor 7A, Pulogadung, Jakarta timur, sepuluh menit saja, situasinya tak akan separah sekarang. Dodi pulang tepat pada waktu empat bandit pimpinan Ramlan Butarbutar hendak meninggalkan rumah.
"Itu ya, kalau Pak Dodi telat 10 menit lebih lama (pulang) mungkin situasi bisa berubah," kata Iriawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (5/1/2016).
"Itu Pak Dodi datang pas kelompok Ramlan selesai merampok dan mau pulang mereka," Iriawan menambahkan.
Ramlan dan tiga anggotanya tak jadi pulang dan mereka membukakan pintu gerbang rumah dan membiarkan Dodi yang ketika itu membawa mobil masuk ke pekarangan.
"Akhirnya, Dodi ikut dibawa ke kamar mandi lewat pintu samping. Pelaku Ius (Ius Pane) mengambil dompetnya Dodi," kata Iriawan.
Dodi kemudian dipaksa masuk ke dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter. Ketika itu, di dalam kamar mandi sudah ada sepuluh korban yang sudah disekap lebih dulu.
Iriawan mengatakan berdasarkan rekaman CCTV, aksi penyekapan dan perampokan pada Senin (26/12/2016) hanya berlangsung 16 menit, dari pukul 14.26 WIB sampai 14.42 WIB.
Setelah selesai mengamankan semua korban, komplotan bandit kabur dengan mobil Suzuki Ertiga sewaan.
Keesokan harinya, Selasa (27/12/2016) pagi, polisi dan warga baru menemukan sebelas korban. enam orang meninggal dunia dan lima orang dalam keadaan lemas.
Empat perampok kemudian berhasil diringkus di sejumlah tempat. Ramlan Butarbutar alias Porkas, Erwin Situmorang, Alfins Bernius Sinaga, dan Ius Pane.
Ramlan tewas setelah ditembak polisi karena melawan saat akan ditangkap.