Panglima: Prajurit Australia Plesetkan Pancagila, Ini Menyakitkan

Kamis, 05 Januari 2017 | 15:06 WIB
Panglima: Prajurit Australia Plesetkan Pancagila, Ini Menyakitkan
Panglima TNI Gatot Nurmantyo hadir memberikan materi ceramah umum di PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (28/12/2016). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - ‎Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjelaskan latar belakang keputusan TNI menangguhkan semua kerjasama militer dengan Australian Defence Force di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (5/1/2017).

Gatot mengatakan bermula ketika seorang perwira TNI Angkatan Darat memberikan pelatihan kepada pasukan khusus Australia. Ketika mengajar, ada pasukan khusus Australia yang melecehkan simbol negara Indonesia, Pancasila.

‎"Jadi dari pertukaran tersebut, TNI AD mengirimkan seorang perwira di special air service (pasukan khusus Angkatan Darat). Pada saat mengajar di sana, ditemukan hal tidak etis sebagai negara sahabat (Australia) yang mendiskresikan TNI dan bangsa Indonesia, bahkan ideologi Pancasila," kata Gatot.

Gatot juga menemukan kurikulum pendidikan di Australia yang melecehkan simbol negara Indonesia.

"Contoh, kurikulumnya dan pelajarannya (melecehkan Indonesia). Pekerjaan (tugas sekolah) siswanya pun sama, terlalu menyakitkan sehingga tidak perlu dijelaskan. Tentang tentara yang dulu, Timor Leste, Papua juga harus merdeka, dan tentang Pancasila yang diplesetkan jadi Pancagila. Tidak benar," ujar dia.

‎Itu sebabnya, Panglima TNI mengambil langkah tegas dengan menarik perwira TNI yang mengajar pasukan khusus Australia.

Selain itu, pasukan TNI yang mengikuti latihan dan pendidikan bersama militer Australia juga ditarik semua.

"Dari situ maka saya tarik guru tersebut dan saya hentikan dulu (kerjasama militer)," kata dia.

Gatot mengatakan semua prajurit TNI dan perwira didoktrin untuk menyintai Pancasila. Tentara didoktrin untuk menjaga ideologi bangsa demi martabat negara.

‎"Setiap tentara itu dalam pendidikan ada doktrin. Doktrinnya agar sangat mencintai ideologinya, ideologi bangsanya. Dengan demikian maka dia siap untuk mengorbankan jiwa raga untuk menghadapi apapun juga. Kemudian apabila akan berperang, maka disampaikan bahwa musuhnya tidak sama dengan ideologinya, atau bertentangan. Dengan demikian ada perjanjian kerja sama antara TNI dan angkatan bersenjata Australia," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI