Jokowi Klaim Impor Menurun untuk Beberapa Komoditas Pertanian

Kamis, 05 Januari 2017 | 14:30 WIB
Jokowi Klaim Impor Menurun untuk Beberapa Komoditas Pertanian
Presiden Joko Widodo membuka World Peace Forum keenam di Istana Negara, Jakarta, Selasa (1/11/2016). [suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada jajarannya mengenai kunci sukses yang harus dilakukan bila ingin pertanian nasional semakin berkembang.‎ Hal itu disampaikan Jokowi dalam membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (5/1/2017).

Jokowi mengatakan pembangunan sektor pertanian merupakan pintu masuk untuk mengatasi masalah kemiskinan yang sudah menjadi masalah negara selama bertahun-tahun. Hal tersebut sudah seharusnya membuka mata seluruh pihak bahwa persoalan pertanian tidak lagi dapat dipandang sebelah mata.

"Saya ingin mengingatkan lagi kepada kita semuanya bahwa pembangunan sektor pertanian ini adalah pintu masuk untuk mengatasi masalah kemiskinan yang sudah menjadi problem kita bertahun-tahun dan juga menekan ketimpangan. Baik ketimpangan wilayah maupun kesenjangan antara kaya dan miskin. Artinya kita tidak bisa lagi melihat bahwa pembangunan pertanian ini dengan sebelah mata. Sektor pertanian harus dikembangkan menjadi alat rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama," kata Jokowi.

Adapun kunci sukses pertama yang disampaikan oleh Jokowi guna mengembangkan pertanian nasional ialah mengenai ketersediaan air. Menurutnya ketersediaan pasokan air yang mencukupi merupakan faktor terpenting untuk meningkatkan produksi pertanian.

Baca Juga: Sepanjang 2016, Kemendag Sederhanakan 49 Perizinan Ekspor Impor

"Urusi itu yang namanya air, baik yang berkaitan dengan irigasi dan waduknya. Karena kunci dari peningkatan produksi pertanian adalah air. Tidak ada yang lebih penting dari itu. Kalau ini diselesaikan dan air bisa mengalir ke sawah-sawah kita, saya sangat meyakini itu akan meningkatkan drastis produksi pertanian kita," terang dia.

Selain ketersediaan pasokan air melalui irigasi dan waduk, Jokowi juga mengingatkan pentingnya pembangunan embung atau kantong air. Embung tersebut nantinya akan berperan sebagai cadangan air bila musim kemarau tiba. Menyadari pentingnya embung tersebut, pemerintah bahkan menargetkan pembangunan sekitar 30 ribu embung pada tahun ini.

"Embung tadi dilaporkan baru kira-kira 3 ribu sampai 4 ribu. Tahun ini kita perkirakan dari trio Menteri Pertanian, Menteri Desa, dan Menteri PU (Pekerjaan Umum) target kita di atas 30 ribu embung harus terbangun pada tahun ini. Baik yang kecil, sedang, dan agak besar. Kuncinya memang ada di situ," tutur dia.

Fokus terhadap apa yang dikerjakan berulang kali disampaikan Jokowi dalam beberapa kesempatan. Termasuk untuk urusan pertanian ini, fokus terhadap komoditas juga disinggung olehnya.

"Jangan kita ini menanam campur-campur sehingga kita tidak fokus. Misalnya di NTB, khususnya di Kabupaten Dompu, ya sudah konsentrasi di jagung. Jangan dibebani produk yang lain, tapi beri target yang jelas. Kalau targetnya tidak tercapai lihat secara detail masalahnya apa. Kalau bawang misalnya, tadi yang di Solok, sudah bawang saja. Jangan masuk ke produk yang lain," lanjut dia.

Baca Juga: Kebijakan Impor Pangan Merusak Pertanian Indonesia

Pengelolaan pertanian tidak cukup hanya pada proses produksi atau menanamnya, tapi juga pada proses pemasarannya. Untuk itu, Jokowi meminta agar ke depan jajarannya menyiapkan platform-platform khusus yang dapat menangani dan memasarkan produk pertanian. Pemanfaatan teknologi informasi dalam hal tersebut diyakini mampu untuk menjawab masalah selama ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI