Nasdem Menilai Riset JP Morgan Punya Misi Politik Amerika

Siswanto Suara.Com
Rabu, 04 Januari 2017 | 20:08 WIB
Nasdem Menilai Riset JP Morgan Punya Misi Politik Amerika
Ilustrasi Jakarta [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Langkah pemerintah memutuskan kerjasama dengan JP Morgan patut diapresiasi. Riset yang yang dikeluarkan JP Morgan akhir tahun 2016 dinilai berdampak buruk terhadap iklim investasi di Indonesia. JP Morgan telah menurunkan rekomendasi atas Indonesia dua peringkat dari overwight menjadi underweight. Alhasil, dalam kurun waktu yang berbarengan dengan dikeluarkan riset tersebut terjadi capital flight atau penarikan dana dalam jumlah besar dari para spekulan.

Anggota Komisi XI Donny Priambodo menyatakan keputusan pemerintah menghentikan kerjasama dengan JP Morgan sebagai bank persepsi per 1 Januari 2017 cukup tepat. Dia menyebutkan jika pemerintah sudah beritikad baik mengonfirmasi hasil riset tersebut namun penjelasan yang didapat tidak kredibel maka buat apa diteruskan kerjasama yang telah dibangun.

Menurut Donny, JP Morgan bisa jadi mempunyai tujuan tertentu terhadap industri keuangan dalam negeri ketika mengeluarkan riset tersebut, karena institusi yang lain tidak menyatakan hal yang sama.

“Kalau dikatakan misi, bisa ya bisa tidak. Tetapi jika punya tujuan tertentu sepertinya dengan melihat modusnya, bisa dikatakan unsur tersebut menjadi terpenuhi,” kata  politisi Partai Nasional Demokrat, hari ini.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah kenapa berbarengan dengan terpilihnya Donald Trump pada Pemilu Amerika?

Menurut Donny bisa jadi riset yang dikeluarkan oleh JP Morgan adalah untuk memuluskan kembalinya uang ke Amerika. Hal ini, menurutnya, sebagai misi geopolitik Amerika atas Asia, khususnya Indonesia.

Pasca  Donald Trump terpilih di pemilu Amerika, kata Donny, industri keuangan dunia mengalami gejolak yang tidak biasa. Bahkan, secara langsung telah berdampak negatif secara jangka pendek terhadap Indonesia. Bank Indonesia mencatat dana asing yang keluar dari Indonesia mencapai Rp 16 triliun dalam tempo sepekan perdagangan, yaitu 9 sampai 14 November lalu pasca terpilihnya Trump. Rupiah di bulan November Anjlok menjadi Rp13.800, untuk menstabilkan itu cadangan devisa menyusut 3.5 miliar USD dibanding bulan sebelumnya.

Hal ini, menurut Donny, setali tiga uang dengan prediksi BI yang menyebutkan setidaknya tahun 2017 diperkirakan akan terjadi kenaikan Fed Fund Rate sebanyak dua kali. Kenaikan tersebut disebut-sebut akan mendorong baliknya dana asing ke Amerika Serikat.

Meski Trump belum menjabat, kata dia, kebijakan ekonomi Amerika Serikat sudah bisa diterka melalui pernyataan-pernyataan Trump dan gejala ekonomi global. Trump dengan lantang mengeluarkan pernyataan kontroversialnya yang bisa memperburuk hubungan diplomatis dengan Cina. Bukan hanya pertahanan dan keamanan yang menjadi isu setral, tapi juga penguasaan pengaruh ekonomi bagi regional asia-pasifik, kata Donny.


Menurut Donny Indonesia berada di antara dua kutub ekonomi besar dunia tersebut, dan sulit menghindarinya. Untuk itu Donny menyarankan pemerintah untuk lebih jeli dan menyiapkan segala sesuatunya supaya target-target makro ekonomi di tahun 2017 bisa tercapai dan stabil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI