Suara.com - Tersangka dalam serangan klub malam Istanbul tampaknya fasih dalam perang gerilya dan mungkin telah dilatih di Suriah. Dalam sebuah rekaman baru menunjukkan dia di kota Turki dari Konya sebelum mengamuk di malam Tahun Baru.
Semua itu terlihat dari rekaman CCTV terbaru, yang diperoleh kantor berita Turki DHA, dia terlihat berjalan di sebuah terminal bus di pusat kota Konya bulan lalu.
Menurut surat kabar Turki Haberturk, dugaan pria bersenjata memasuki Turki dari Suriah, pergi ke Konya pada November lalu dan bepergian dengan istri serta dua anaknya agar tidak menarik perhatian.
Keluarga tersebut kemudian menyewa sebuah studio di Konya, membayar sewa tiga bulan di muka. Dia mengatakan kepada agen real estate bahwa ia tengah mencari pekerjaan.
Baca Juga: Pacar Adjie Pangestu Lebih Muda 24 Tahun, Kikuk Ketemu Camer
Sebetulnya, penembak telah terlihat di sejumlah video sejak pembantaian, termasuk rekaman tengah mengambil foto selfie, saat diam-diam mengunjungi salah satu tempat paling terkenal di Istanbul, Taksim Square.
Dan Sky News juga memperoleh rekaman dari tersangka sedang menukarkan uang di sebuah bilik valuta asing di Istanbul beberapa waktu sebelum pembantaian.
Baik dia maupun suaminya telah diidentifikasi. Wakil perdana menteri, Numan Kurtulmus, pihak berwenang telah menemukan sidik jari pria bersenjata itu.
Istri lelaki itu ditangkap di Konya pada Selasa (3/1/2017). Menurut surat kabar Hurriyet, dia mengatakan kepada polisi ia belajar tentang serangan di TV dan tidak tahu suaminya memendam "simpati" terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sayang, tersangka dari serangan di klub Reina pada Selasa (3/1/2017) waktu setempat itu masih bebas. Aksi penembakan tersebut telah menewaskan sebanyak 39 orang.
Baca Juga: Buku Jokowi Undercover Bikin Geger, Begini Proses Pembuatannya
Penyerang menembak mati seorang polisi dan seorang warga sipil di pintu masuk klub, kemudian melepaskan tembakan dengan senapan otomatis di dalam. Ia mengisi senjatanya setengah lusin kali dan menembakkan sehingga korban berjatuhan karena terluka tembakan.
Sebuah sumber keamanan di negara itu mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa penyerang pasti memiliki pengalaman dalam pertempuran.
"Dia bisa saja berjuang di Suriah selama bertahun-tahun," sumber itu menambahkan.
ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang juga melukai hampir 70 orang. Sumber keamanan mengatakan, ia mungkin telah diarahkan oleh kelompok jihad. [News Sky]