Pasang Reklame Singgung Muslim, Toko Kelontong Ini Bikin Heboh

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 04 Januari 2017 | 07:01 WIB
Pasang Reklame Singgung Muslim, Toko Kelontong Ini Bikin Heboh
Ilustrasi toko kelontong. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah toko kelontong di Negara Bagian New Mexico, Amerika Serikat memicu kehebohan setelah memasang sejumlah reklame berisi tulisan kontroversial di bagian depan. Salah satunya berbunyi, "Obama dan orang Muslim Tidak Diterima di Sini".

Kota yang terletak di kota kecil bernama Mayhill, 265 kilometer sebelah tenggara Albuquerque, dikabarkan sudah memasang reklame-reklame tersebut sejak bertahun-tahun yang lalu. Namun, hal ini baru diketahui publik setelah seorang turis melihat lalu mengabarkannya kepada sebuah stasiun televisi.

Berdasarkan mantan pegawai toko yang diwawancarai televisi lokal, KOB, si pemilik toko mengusir orang-orang yang merasa tersinggung oleh reklame tersebut.

"(reklame) ini sudah terpasang untuk waktu yang lama," kata Marlon McWilliams, si mantan pegawai.

"Jika Anda pergi ke sana dan menyinggungnya, Anda tidak akan bisa datang kembali," ujarnya.

"Ia mengusir banyak orang," sambungnya.

McWilliams mengatakan, si pemilik menyerang Obama dan public figure lainnya. Ia juga dikabarkan menjual reklame-reklame kepada pelanggannya.

Pada reklame lain tertulis "Bunuh Obama" dengan huruf besar, diikuti kata "care" dengan huruf kecil di bawahnya.

Medsos riuh dengan adanya temuan ini. Banyak netizen yang menyerukan agar toko tersebut diboikot. Namun, ada yang membela pihak toko dengan alasan hal itu merupakan kebebasan berekspresi.

Hingga kini, belum ada komentar dari pihak pemilik toko. Para pegawai hotel dan kafe yang berdiri di sekitar toko juga menolak berkomentar.

Kelompok advokasi Dewan hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengeluarkan pernyataan yang isinya mendesak agar pemilik toko mencopot dan tidak memperjualbelikan reklame tersebut.

"Ketika orang lain mempertahankan amandemen undang-undang dasar pertama yakni kebebasan perpendapat, kami mendesak agar pemilik toko mencopot reklame-reklame itu atas dasar kepatutan dan persatuan negara di tengah meningkatnya perpecahan," kata juru bicara CAIR Ibrahim Hooper. (AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI