Suara.com - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bercerita bahwa dia terkadang menjadi korban fitnah beberapa pemberitaan. Dan hal itu mengherankan dia karena terjadi pada era informasi sangat mudah disebarluaskan dengan penuh keterbukaan.
"Saya heran pada era keterbukaan informasi lalu kenapa yang dimunculkan malah fitnah. Mengapa bukan informasi yang bermartabat dan berkualitas yang dapat meningkatkan kualitas kita," katanya, di Jakarta, Rabu (3/1//2016).
Media sosial sering dimanfaatkan untuk membentuk opini-opini tertentu yang sering hasil pelintiran data dan fakta atau lain-lain.
Dia mengatakan masyarakat pengguna media sosial harus bisa mengendalikan diri; artinya kalau ada berita bohong dan isinya tidak baik, harus disensor diri sendiri.
Dia menilai Indonesia seharusnya lebih unggul dari negara lain karena tidak utamakan fitnah dan berita bohong namun berita yang dihadirkan adalah kinerja yang lebih baik dan kualitasnya lebih unggul.
Dia juga menyinggung kritik kepada pemerintah.
"Kritik itu kepedulian untuk menghadirkan sesuatu yang lebih baik. Karena itu kritik harus berdasarkan data dan bukti,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto memastikan upaya pemerintah menertibkan penggunaan media sosial bukan bagian dari upaya menghalangi masyarakat untuk beraktivitas di dunia maya. (Antara)