Polisi Penyiksa Warga Rohingya dalam Video Ini Ditahan

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 02 Januari 2017 | 20:33 WIB
Polisi Penyiksa Warga Rohingya dalam Video Ini Ditahan
Cuplikan video di YouTube yang menggambarkan penyiksaan terhadap warga etnis Rohingya di Myanmar (YouTube).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Myanmar, pada Senin (2/1/2016), mengumumkan telah menangkap sejumlah anggota polisi yang terekam kamera sedang menyiksa warga Rohingya. Video yang beredar di YouTube itu direkam oleh sesama anggota polisi Myanmar.

Dalam video itu terlihat sejumlah anggota polisi bersenjata lengkap memukul dan menendang beberapa warga Rohingya yang dikumpulkan di sebuah desa. Mereka tampak sengaja dikumpulkan, diperintahkan untuk duduk di tanah, dan dipukuli menggunakan tongkat serta ditendang pada kepalanya.



Video-video penyiksaan itu sebelumnya banyak ditemukan di media sosial, tetapi baru kali ini pemerintah Myanmar mengambil langkah tegas untuk menangkap dan menghukum para pelakunya.

Pemerintah Myanmar mengatakan akan mengambil tindakan "terhadap polisi yang diduga memukul warga desa dalam operasi pembersihan area pada 5 November di desa Kotankauk".

Sudah ada lima petugas polisi yang disebut terlibat dalam aksi keji itu, termasuk Zaw Myo Htike, petugas yang merekam video itu.

"Mereka yang telah diidentifikasi telah ditahan. Investigasi lebih lanjut untuk mengungkap polisi yang memukul warga desa tersebut telah sedang digelar," bunyi pernyataan pemerintah Myanmar seperti dilansir AFP.

Seorang aktivis Rohingya yang dihubungi AFP mengatakan bahwa video itu asli dan telah diverifikasi oleh seoarang pengungsi di kamp Shilkhali.

Warga etnis Rohingya, yang mayoritas beragama Islam, memang menjadi korban penyiksaan dan pembantaian di Myanmar. Mereka dianggap sebagai warga ilegal di negara yang telah mereka diami selama beberapa generasi.

Puluhan ribu warga Rohingya telah mengungsi ke negara tetangga, Banglades, setelah operasi militer digelar pemerintah Myanmar di negara bagian Rakhine pada akhir tahun lalu. Mereka dituding telah menyerang pos-pos polisi di pada Oktober lalu.

Beberapa pengungsi Rohingya yang berhasil selamat mengatakan bahwa desa-desa mereka dibakar, orang-orang tua, perempuan, serta anak-anak dibantai. Bahkan UNHCR, lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertugas mengurus pengungsi, mengatakan bahwa Myanmar telah melakukan pembersihan etnis Rohingya.

Tudingan ini telah dibantah oleh pemerintah Myanmar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI