Pelaksana tugas Gubernur Jakarta Sumarsono mengatakan kapal motor Zahro Express yang terbakar di perairan Kepulauan Seribu pada Minggu (1/1/2017) pagi sebenarnya dalam kondisi laik berlayar. Dia mengatakan mesin kapal tersebut diproduksi 2013 dan dalam kondisi prima.
"Kapal itu bisa dibilang bagus, bukan kapal kayu yang biasa dan bobrok. Jadi kapal itu laik untuk berlayar," kata Sumarsono di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (2/1/2016) siang.
Dia menambahkan kapal Zahro Express memiliki izin berlayar dari Kementerian Perhubungan.
Sumarsono mengatakan hanya ada 20 kapal yang memiliki sertifikat dari 44 kapal penumpang yang beroperasi di kawasan Teluk Jakarta.
Kapal Zahro Express dapat mengangkut 250 penumpang. Surat Persetujuan Berlayar Kapal Zahro dikeluarkan oleh KSOP Muara Angke dan dinyatakan laik untuk berlayar.
Penyebab kapal Zahro terbakar diduga akibat konsleting listrik di ruang mesin. Ruang mesin meledak karena di dalamnya terdapat tangki bahan bakar.
Suara.com - Kapal penumpang berbobot 106 GT dengan tanda selar 6.960/Bc tersebut mengangkut sekitar 244 orang serta enam anak buah kapal. Sedangkan kapasitas kapal mencapai 285 orang.
Setelah kejadian naas, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi turun tangan. Saat ini, tim investigator masih mendalami penyebabnya.
"Kami sedang mengumpulkan data faktual dari lapangan, termasuk wawancara dengan kru, penumpang sudah kemarin, wawancara dengan krunya," ujar Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono.
Kapal Zahro Express yang dipimpin kapten Aldrin Dalimunthe terbakar di Muara Angke. Akibatnya, 23 orang meninggal dunia, 17 orang luka-luka, 17 orang hilang. Sebanyak 194 penumpang selamat.
Tiga investigator KNKT akan mengecek lokasi pembuatan Zahro Express. Tim ingin mempelajari apakah pembuatan kapal tersebut memenuhi standar atau tidak.