Berakhir sudah pelarian bandir Ridwan Sitorus alias Marihot Sitorus alias Ius Pane.
Setelah lima hari diburu polisi, anggota komplotan Ramlan Butarbutar yang merampok rumah Dodi Triono dan mengakibatkan enam orang meninggal dunia ditangkap di pool bus Antar Lintas Sumatera, Medan, Sumatera Utara, pada Minggu (1/1/2016) sekitar pukul 07.45 WIB.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan penangkapan Ius Pane merupakan hasil pengembangan.
Nama Ius Pane di kasus Pulomas dikenali lewat mulut pelaku lainnya yaitu Erwin Situmorang dan Alfins Bernius Sinaga yang sudah lebih dulu dibekuk.
Polisi juga sudah memiliki data tentang residivis kasus perampokan itu. Ius Pane dan komplotan yang dipimpinnya dulu pernah merampok di berbagai tempat. Terakhir, dia tertangkap dan mendekam di Lembaga Pemasyarakat Tangerang.
"Kita kan juga punya database, pernah residivis di Polda Metro. Semuanya kita profiling," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (2/1/2016).
Untuk melacak jejak Ius Pane, beberapa hari sebelum dibekuk, polisi menyebar foto dan identitasnya ke tengah masyarakat.
"Ya semua informasi kita kumpulkan semua," kata dia
Namun, Argo enggan menceritakan bagaimana situasi saat Ius Pane ditangkap.
"Iya itu bagian dari penyidikan polisi," katanya.
Ketika merampok rumah Dodi, Ius Pane merupakan orang pertama yang diperintahkan Ramlan untuk mengecek pintu gerbang dan masuk ke pekarangan.
Peran Ius Pane di dalam rumah ialah memaksa anak Dodi, Diona Arika Andra Putri (16), untuk menunjukkan kamar Dodi. Ius sampai menyeret dan memukul Diona akai gagang senjata api.
Setelah ditangkap, polisi membawa Ius Pane ke sejumlah tempat guna mengambil barang bukti.
Di antaranya ke rumah kontrakan Ius Pane di Depok, Jawa Barat. Dari tempat itu, polisi menyita senjata air softgun dan uang sisa hasil rampokan sebanyak Rp800 ribu.
Setelah lima hari diburu polisi, anggota komplotan Ramlan Butarbutar yang merampok rumah Dodi Triono dan mengakibatkan enam orang meninggal dunia ditangkap di pool bus Antar Lintas Sumatera, Medan, Sumatera Utara, pada Minggu (1/1/2016) sekitar pukul 07.45 WIB.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan penangkapan Ius Pane merupakan hasil pengembangan.
Nama Ius Pane di kasus Pulomas dikenali lewat mulut pelaku lainnya yaitu Erwin Situmorang dan Alfins Bernius Sinaga yang sudah lebih dulu dibekuk.
Polisi juga sudah memiliki data tentang residivis kasus perampokan itu. Ius Pane dan komplotan yang dipimpinnya dulu pernah merampok di berbagai tempat. Terakhir, dia tertangkap dan mendekam di Lembaga Pemasyarakat Tangerang.
"Kita kan juga punya database, pernah residivis di Polda Metro. Semuanya kita profiling," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (2/1/2016).
Untuk melacak jejak Ius Pane, beberapa hari sebelum dibekuk, polisi menyebar foto dan identitasnya ke tengah masyarakat.
"Ya semua informasi kita kumpulkan semua," kata dia
Namun, Argo enggan menceritakan bagaimana situasi saat Ius Pane ditangkap.
"Iya itu bagian dari penyidikan polisi," katanya.
Ketika merampok rumah Dodi, Ius Pane merupakan orang pertama yang diperintahkan Ramlan untuk mengecek pintu gerbang dan masuk ke pekarangan.
Peran Ius Pane di dalam rumah ialah memaksa anak Dodi, Diona Arika Andra Putri (16), untuk menunjukkan kamar Dodi. Ius sampai menyeret dan memukul Diona akai gagang senjata api.
Setelah ditangkap, polisi membawa Ius Pane ke sejumlah tempat guna mengambil barang bukti.
Di antaranya ke rumah kontrakan Ius Pane di Depok, Jawa Barat. Dari tempat itu, polisi menyita senjata air softgun dan uang sisa hasil rampokan sebanyak Rp800 ribu.