Suara.com - Nahkoda dan anak buah kapal (ABK) Kapal Wisata Zahro Express kabur saat kapal mulai terbakar. Mereka tidak memberikan peringatakan kepada penumpang.
Sehingga puluhan penumpang meninggal dan luka-luka karena Zahro Express terbakar di Perairan Muara Angke pada Minggu (1/1/2017) pagi. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tidak terlalu anggap penting informasi itu. KNKT akan fokus mencari sebab teknis kapal terbakar.
"Yang lebih penting adalah bagaimana awal dari kecelakaan tersebut terjadi," kata Pimpinan Tim Investigator KNKT, Kapten Aldrin Dalimunthe saat dihubungi suara.com, Senin (2/1/2017).
Polisi sudah menangkap 1 nahkota dan 3 ABK yang kabur. Mereka diperiksa untuk mengungkap kejadian kapal yang berpenumpang 200 orang tersebut bisa terbakar.
Baca Juga: KNKT Mulai Investigasi Penyebab Terbakarnya Kapal Zahro Express
Polisi juga Selain itu, pihaknya juga turut memeriksa dua pegawai dinas perhubungan dan beberapa penumpang kapal.
Sebanyak 23 korban meninggal dunia dalam insiden kebakaran kapal tersebut, dan 17 orang mengalami luka-luka, sedangkan 194 orang selamat. Dari 23 korban yang meninggal, tiga di antaranya berada di RS Atmajaya, dan 20 lainnya dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kapal wisata Zahro terbakar setelah 15 menit bertolak dari Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke. Saat ini kapal sudah berhasil ditarik oleh Kapal Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) di pelabuhan Muara Angke. Kondisi kapal gosong dan rusak berat.