Kisah Ius Pane, Bandit Pulomas yang Dibekuk Saat Kabur ke Medan

Senin, 02 Januari 2017 | 12:09 WIB
Kisah Ius Pane, Bandit Pulomas yang Dibekuk Saat Kabur ke Medan
Iyus Pane (tengah berbaju abu-abu) saat konferensi pers penangkapannya oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/1/2017). [Suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Ridwan Sitorus alias Marihot Sitorus alias Ius Pane, bandit yang menjadi buronan kasus perampokan dan pembunuhan di rumah Dodi Triono, akhirnya dibekuk polisi di Medan, Sumatera Utara, Minggu (1/1/2016) pagi.
 
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono Argo menjelaskan sepak terjang Ius Pane di dunia kejahatan.
 
Ius Pane merupakan residivis. Dia baru keluar ke luar dari Lembaga Pemasyarakatan Tangerang pada bulan November 2016.
 
Setelah ke luar dari penjara, bukannya insyaf, dia kembali ke kelompoknya.
 
Kelompok bandit Ius Pane kemudian kembali beraksi. Mereka merampok di dua tempat di Provinsi Jawa Barat, yaitu Jonggol dan Purwakarta.
 
"Empat orang kelompok ini sudah melakukan perampokan selama tiga kali. Yang pertama di daerah Jonggol, yang kedua di Purwakarta ," kata dia.
 
Setelah melakukan perampokan di Purwakarta, Ius Pane diajak bergabung dengan kelompok Ramlan Butarbutar alias Porkas.
 
"Dan kebetulan pas kemarin dia ke luar, diajak oleh Ramlan (Ramlan Butarbutar alias Porkas) untuk melakukan perampokan," kata Argo.
 
Tak butuh waktu lama untuk persiapan merampok rumah Dodi di Pulomas Utara, nomor 7A, Kayuputih, Jakarta Timur, pada Selasa (27/12/2016). 
 
"Setelah Jonggol, Purwakarta, yang ketiga merampok di Pulomas. Jadi Pulomas yang ketiga dalam satu minggu," kata Argo.
 
Peran Ius Pane dalam perampokan di rumah Dodi cukup vital.
 
"Peran daripada Ius Pane ini dia adalah yang pertamakali masuk ke rumah korban," kata dia.
 
Setelah Ius Pane masuk, disusul kemudian Ramlan dan Erwin Situmorang. Sementara Alfins Bernius Sinaga menunggu di mobil.
 
Sebelum mereka menggondol barang berharga dan kabur, mereka menyekap sebelas orang di kamar mandi berukuran 1,5 meter kali 1,5 meter. Korban baru ditemukan keesokan harinya, Selasa (27/12/2016) pagi dalam keadaan enam meninggal dunia dan lima orang lagi lemas.
 
Sehari kemudian, Rabu (29/12/2016) Ramlan, Erwin, dan Sinaga dibekuk. Ramlan tewas ditembak karena melawan petugas, sementara Erwin dan Sinaga dapat ditangkap hidup-hidup. Ius Pane ditangkap paling terakhir.
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI