1. Kasus Doping Sharapova
Pada awal Januari 2016, dunia olahraga dikejutkan dengan kasus doping yang membelit petenis cantik asal Rusia, Maria Sharapova. Masalah ini menyeruak setelah hasil tes dopingnya di grand slam Australia Terbuka 2016 dinyatakan positif.
Pihak Federasi Tenis Internasional (ITF) menyatakan, Sharapova positif menggunakan obat meldonium. Si cantik pun mengakui mengonsumsi obat terlarang itu, bahkan diakuinya telah digunakan selama satu dekade terakhir dengan asalan untuk masalah kesehatan.
Namun, Sharapova membantah sudah mengetahui larangan penggunaan zat tersebut sejak per 1 Januari lalu yang dilansir oleh pihak Badan Anti-Doping Dunia (WADA).
Tapi, pihak ITF tak menggubris alasan Sharapova. Mereka pun menjatuhkan hukuman larangan bertanding selama dua tahun bagi petenis berusia 29 tahun itu pada pertengahan Juni lalu, dan efektif berlaku sejak 26 Januari 2016.
Pada 4 Oktober 2016, Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) mengabulkan permohonan banding Sharapova dengan mengurangi masa hukumannya menjadi 15 bulan.
Itu artinya, peraih gelar grand slam lima kali ini bisa kembali bermain pada 25 April 2017, setelah sebelumnya berdasarkan putusan ITF terdahulu mengharuskan dia menepi dari lapangan tenis hingga Januari 2018.