Suara.com - Puluhan peraih Nobel mendesak PBB turun tangan untuk mengakhiri krisis manusia dari kelompok minoritas muslim Rohingya, Myanmar, demikian dilansir dari laman AFP.
Dalam sebuah surat terbuka kepada Dewan Keamanan PBB, 23 pemenang hadiah Nobel, politikus, dermawan dan aktivis mengatakan tragedi kemanusiaan yang menjadi pembersihan etnis dan kejahatan sedang terjadi di Myanmar.
Mereka juga mengkritik pemimpin negara itu, Aung San Suu Kyi yang dianggap tak bisa melindungi Rohingya. Padahal Aung San Suu Kyi juga merupakan peraih Nobel Perdamaian tahun 2012.
"Kami frustrasi dia belum mengambil inisiatif untuk memastikan hak-hak kewarganegaraan penuh dan setara terhadap Rohingya," tulis kelompok itu.
Baca Juga: Harga Daging Sapi di Daerah Ini Tembus Rp110.000 per KG
Dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 27.000 orang dari kelompok muslim Rohingya dibantai oleh militer Myanmar. Pemerintah menuding mereka bukan sebagai penduduk Myanmar melainkan Bangladesh.