Kepala bandit yang kemarin ditembak mati polisi, Ramlan Butarbutar, ternyata pernah merampok rumah mewah milik warga Korea di Griya Telaga Permai, Cibubur, Depok, Jawa Barat, pada 2015.
"Jadi tahun 2015 (Ramlan) pernah melakukan perampokan di rumah warga negara Korea. Kemudian dia berhasil mengambil uang Rp200 juta, dan itu belum ketangkap," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Kamis (29/12/2016).
Setelah itu, dia menjadi buronan anggota Polres Depok.
Di dunia kejahatan perampokan, lelaki berusia 51 tahun itu dikenal dengan nama Porkas. Dia termasuk penjahat paling ditakuti. Setiap beraksi, biasanya dia mengikat korban, melakban mulut, dan menyekapnya.
Sampai akhirnya dia muncul lagi di aksi perampokan di rumah pengusaha Dodi Triono di Pulomas Utara, Pulogadung, Jakarta Timur, pada Senin (29/12/2016).
"Kemudian kaitan dengan kejadian ini (Pulomas) paslah," kata Argo.
Ramlan ditangkap bersama anggotanya, Erwin Situmorang, di Jalan Kalong RT 8, RW 2, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat. Tak lama kemudian, polisi kembali menangkap anggota yang lainnya, Alfins Bernius Sinaga, di Villa Mas Indah, blok C, Bekasi Utara.
Ramlan tewas kehabisan darah setelah bedil polisi karena melawan. Sementara Erwin dan Sinaga ditangkap hidup-hidup.
"Jadi kemarin sore kita sudah menangkap dua orang pelaku perampokan itu (Ramlan dan Erwin), kemudian malamnya sekitar jam tujuh kita sudah menangkap kembali satu (Sinaga) , jadi total semua tiga," kata Argo.
Argo mengatakan sekarang polisi masih memburu Yus Pane yang diduga turut membantu kawanan bandit sadis beraksi.
"Kita masih memburu satu orang yang sampai sekarang masih belum kita temukan. Mudah-mudahan segera kita temukan untuk yang satu orang ini," kata Argo.
Kemarin malam, polisi juga mengamanan adik Ramlan berinisial R alias Ucok. Pria yang diyakini ikut membantu menyembunyikam Ramlan dan Erwin saat ini masih diperiksa secara intensif di Polda Metro Jaya.
Komplotan penjahat itu menyekap sebelas korban di kamar mandi rumah Dodi pada Senin (26/12/2016) siang. Korban baru ditemukan pada Selasa (27/12/2016) pagi, enam orang meninggal dunia yaitu Dodi, dua anaknya: Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9), Amalia Calista Putri Pahlevi atau Amel (10 tahun, teman Dianita), Sugiyanto, dan Tasrok (40). Sugiyanto dan Tasrok adalah supir. Sedangkan, lima korban yang selamat, masing-masing berama Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13 tahun, anak ketiga Dodi), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy.
Siang ini, Kapolri Jenderal Tito Karnavian berencana untuk mengunjungi lima korban selamat di Rumah Sakit Kartika.
"Jadi tahun 2015 (Ramlan) pernah melakukan perampokan di rumah warga negara Korea. Kemudian dia berhasil mengambil uang Rp200 juta, dan itu belum ketangkap," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Kamis (29/12/2016).
Setelah itu, dia menjadi buronan anggota Polres Depok.
Di dunia kejahatan perampokan, lelaki berusia 51 tahun itu dikenal dengan nama Porkas. Dia termasuk penjahat paling ditakuti. Setiap beraksi, biasanya dia mengikat korban, melakban mulut, dan menyekapnya.
Sampai akhirnya dia muncul lagi di aksi perampokan di rumah pengusaha Dodi Triono di Pulomas Utara, Pulogadung, Jakarta Timur, pada Senin (29/12/2016).
"Kemudian kaitan dengan kejadian ini (Pulomas) paslah," kata Argo.
Ramlan ditangkap bersama anggotanya, Erwin Situmorang, di Jalan Kalong RT 8, RW 2, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat. Tak lama kemudian, polisi kembali menangkap anggota yang lainnya, Alfins Bernius Sinaga, di Villa Mas Indah, blok C, Bekasi Utara.
Ramlan tewas kehabisan darah setelah bedil polisi karena melawan. Sementara Erwin dan Sinaga ditangkap hidup-hidup.
"Jadi kemarin sore kita sudah menangkap dua orang pelaku perampokan itu (Ramlan dan Erwin), kemudian malamnya sekitar jam tujuh kita sudah menangkap kembali satu (Sinaga) , jadi total semua tiga," kata Argo.
Argo mengatakan sekarang polisi masih memburu Yus Pane yang diduga turut membantu kawanan bandit sadis beraksi.
"Kita masih memburu satu orang yang sampai sekarang masih belum kita temukan. Mudah-mudahan segera kita temukan untuk yang satu orang ini," kata Argo.
Kemarin malam, polisi juga mengamanan adik Ramlan berinisial R alias Ucok. Pria yang diyakini ikut membantu menyembunyikam Ramlan dan Erwin saat ini masih diperiksa secara intensif di Polda Metro Jaya.
Komplotan penjahat itu menyekap sebelas korban di kamar mandi rumah Dodi pada Senin (26/12/2016) siang. Korban baru ditemukan pada Selasa (27/12/2016) pagi, enam orang meninggal dunia yaitu Dodi, dua anaknya: Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9), Amalia Calista Putri Pahlevi atau Amel (10 tahun, teman Dianita), Sugiyanto, dan Tasrok (40). Sugiyanto dan Tasrok adalah supir. Sedangkan, lima korban yang selamat, masing-masing berama Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13 tahun, anak ketiga Dodi), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy.
Siang ini, Kapolri Jenderal Tito Karnavian berencana untuk mengunjungi lima korban selamat di Rumah Sakit Kartika.
Suara.com -