Suara.com - Tidak terasa dua hari lagi tahun 2016 akan berganti ke tahun yang baru; 2017. Rasanya waktu berganti begitu cepat. Betapa tidak, masih terekam jelas dalam pikiran kita sepertinya baru saja kemarin para olahragawan Indonesia membuat harum nama bangsa di pentas internasional.
Dimulai dari Rio Haryanto yang membuat bangga bangsa Indonesia dengan jadi pebalap pertama nasional yang tampil di ajang balap spektakuler dunia, Formula 1.
Setelah itu, ada pula kenangan kala ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mempersembahkan satu-satunya emas bagi Merah Putih di gelanggang pesta olahraga terbesar dunia, Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil.
Selain kedua kenangan itu, masih ada lagi para pahlawan olahraga nasional yang membuat harum Indonesia di pentas dunia, seperti Sri Wahyuni Agustiani, Eko Yuli Irawan, dan Daud Yordan.
Berikut setidaknya lima para pahlawan olahraga Indonesia sepanjang tahun 2016:
1. Rio Haryanto (F1)
Nama Rio Haryanto sempat menggegerkan publik Indonesia dengan membukukan sejarah baru sebagai orang Indonesia pertama yang tampil di gelaran balap mobil paling terkemuka di dunia, Formula 1.
Ketika itu, putra bungsu pasangan Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati ini terpilih sebagai pebalap kedua tim Manor Racing, bertandem dengan pebalap cadangan Mercedes asal Jerman, Pascal Wehrlein.
Debutnya di ajang yang juga dikenal dengan jet darat itu dimulai pada Grand Prix Australia, 20 Maret. Sayang, penampilan perdananya kurang berjalan sempurna.
Rio harus menyudahi lombanya di Sirkuit Melbourne tersebut lebih cepat, di lap ke-17 dari 57 lap yang dilombakan, setelah mobilnya mengalami kendala teknis usai start dari posisi 21.
Sayangnya pula, kiprah Rio di F1 tidak bisa sampai tuntas. Pasalnya, dia harus mengakhiri balapan di musim 2016 pada seri 12 di GP Jerman, 31 Juli 2016.
Pebalap berusia 23 tahun itu terkendala persoalan dana. Akibatnya, posisi Rio diganti pebalap Prancis, Esteban Ocon.
2. Daud Yordan (Tinju)
Setelah Chris John memutuskan gantung sarung tinju, praktis kini tinggal Daud Yordan yang menjadi tumpuan satu-satunya Indonesia di pentas tinju dunia.
Pada tahun 2016, petinju asal Kayong Utara, Kalimantan Barat, ini tercatat dua kali naik ring. Pertama, saat menghadapi petinju asal Negeri Sakura Jepang, Yoshitaka Kato, di Balai Sarbini, Jakarta, 5 Februari 2016.
Saat itu, Daud dinyatakan menang technical decision setelah pertarungan dihentikan pada ronde kesembilan dari 12 ronde yang dijadwalkan lantaran Daud menderita luka sobek pada pelipis kiri akibat ditanduk Kato.
Empat bulan kemudian atau tepatnya 4 Juni 2016, petinju yang tergabung di Mahkota Promotions pimpinan Raja Sapta Oktohari ini mengharumkan nama Indonesia dari Uruguay.
Ketika itu, petinju 29 tahun ini dinyatakan menang angka mutlak dalam pertarungan memperebutkan sabuk kelas ringan interim WBA International atas petinju Argentina, Cristian Rafael Coria, di Radisson Victoria Plaza, Montevideo, Uruguay.
3. Sri Wahyuni Agustiani (Angkat Besi)
Sri Wahyuni Agustiani jadi penyumbang medali pertama bagi Merah Putih di pentas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Ketika itu, lifter putri yang turun di kelas -48 kg ini menyumbang medali perak.
Sri berhasil mengangkat total beban 192 kg; snatch seberat 85 kg dan clean & jerk seberat 107 kg. Dia terpaut delapan kg dari sang peraih emas yang diraih lifter Thailand, Sopita Tanasan.
Mojang Bandung, Jawa Barat, kelahiran 13 Agustus 1994 ini menjadi lifter putri Indonesia keempat yang meraih medali di pentas Olimpiade setelah Raema Lisa Rumbewas, Sri Indriyani, dan Winarni binti Slamet.
4. Eko Yuli Irawan (Angkat Besi)
Eko Yuli Irawan berhasil menambah pundi-pundi medali Indonesia di pentas Olimpiade berkat sumbangan medali peraknya dari kelas -62 kg putra. Total, Eko berhasil mengangkat beban seberat 312 kg; snatch seberat 142 kg dan clean & jerk seberat 170 kg.
Lifter asal Lampung ini hanya hanya terpaut enam kg dari lifter Kolombia, Oscar Figueroa yang meraih medali emas.
Medali ini merupakan sumbangan ketiga Eko untuk Indonesia di Olimpiade. Medali pertama disumbangkan Eko saat meraih medali perunggu di Olimpiade 2000 Beijing, Cina, di kelas -56 kg putra.
Empat tahun berikutnya di London, Inggris, Eko kembali meraih medali perunggu, kali ini di kelas -62 kg.
5. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Bulutangkis)
Pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana membuat harum nama bangsa Indonesia setelah meraih medali emas di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro,Brasil, Agustus lalu.
Emas tersebut pun jadi satu-satunya yang didapat Merah Putih di multievent empat tahunan itu. Torehan itu sekaligus mengembalikan tradisi medali emas Indonesia di Olimpiade setelah sempat terhenti di Olimpiade sebelumnya; 2012 di London, Inggris.
Tontowi/Liliyana jadi pebulutangkis Indonesia ketujuh yang meraih medali emas di Olimpiade setelah Alan Budikusuma dan Susy Susanti (1992 Barcelona), Rexy Mainaky/Ricki Soebagdja (1996 Atlanta), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000 Sydney), Taufik Hidayat (2004 Athena), dan Hendra Setiawan/Markis Kido (2008 Beijing).