Suara.com - Diona Arika Andra Putri (16) merupakan siswi SMA Islam Al Azhar, Kelapa Gading, Jakarta Utara, kelas 11. Sebelum sekolah di sana, Diona sekolah di Bakti Mulia 400, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Hal ini dikatakan wali kelas Diona, Rusly Sabhani (50), ketika ditemui Suara.com di ruang tamu SMA Al Azhar, Rabu (28/12/2016).
Di sekolah, kata Rusli, Diona merupakan anak pintar dan mendapatkan peringkat lima besar di kelasnya.
"Dia itu pintar, termasuk peringkat lima besar, walaupun jarang masuk karena sakit," katanya.
Meski berlatar belakang keluarga kaya, kata Rusli, Diona tidak sombong. Dalam keseharian, dia sederhana dalam berpenampilan.
Kepala Sekola SMA I Al Alzhar Dwiyono Yulianto Prayitno berharap keluarga Diona ketabahan menerima kepergian Diona.
Dia berharap pembunuh Diona cepat ditangkap polisi dan diberi hukuman setimpal.
Teman satu kelas Diona, Rena, mengaku sangat kehilangan sahabatnya.
Rena satu bangku di SMA Al Azhar. Rena terakhir bertemu dengan Diona saat menjalani Ujian Akhir Semester.
Perbincangan hari itu sangat berkesan bagi Rena.
"Diona pokoknya kita jangan marah-marahan. Kita harus sahabatan terus," kata Rena.
"Nggak nyangka banget kalau bakal kaya gini. Padahal dia anak yang baik," Rena menambahkan.
Motif pembunuhan terhadap Diona masih belum terpecahkan. Dia ditemukan meninggal dunia di dalam kamar mandi bersama lima korban meninggal yang lainnya. Lima korban yang lain yaitu ayah Diona: Dodi Triono (56), kemudian saudara Diona: Dianita Gemma Dzalfayla (9), Amalia Calista Putri Pahlevi atau Amel (10 tahun, teman Dianita), Sugiyanto, dan Tasrok (40). Sugiyanto dan Tasrok adalah supir.
Posisi enam korban yang meninggal tumpang tindih dengan lima korban yang selamat yaitu Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13 tahun, anak ketiga Dodi), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy. (Blasius Mau Bere)