Ahli Jelaskan Situasi Ketika 11 Orang Disekap di Kamar Sempit

Siswanto Suara.Com
Rabu, 28 Desember 2016 | 14:43 WIB
Ahli Jelaskan Situasi Ketika 11 Orang Disekap di Kamar Sempit
Petugas Tim Forensik Polda Metro Jaya membawa lima jenazah korban pembunuhan yang terjadi di Perumahan Pulomas, Jakarta, Selasa (27/12/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebelas orang disekap dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter dalam kasus kejahatan di rumah pengusaha Dodi Triono, Pulomas Utara, Jakarta Timur. 

Mereka dikunci dalam kamar mandi pengap sejak Senin (26/12/2016) siang dan baru ditemukan Selasa (27/12/2016) pagi. Enam di antaranya akhirnya meninggal dunia dan lima lainnya lemas saat ditemukan.

Ahli forensik dari Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, Dudut Rustyadi, mengatakan orang-orang yang disekap dalam ruangan minim oksigen jelas akan mengalami gangguan proses pernafasan.

"Jika berdesakan, akibatnya fungsi dada untuk mengembang jadi tertahan," katanya dikutp dari Antara, hari ini.

Dia mengibaratkan tubuh yang terjepit tembok sehingga sulit untuk mengambil nafas karena kondisi sempit.

Apalagi bila persediaan oksigen terbatas. Jika sudah berada dalam situasi genting seperti itu, orang yang paling kuat yang akan bisa bertahan hidup.

Kekurangan oksigen bisa merusak jaringan otak dan mengakibatkan kematian. Kerusakan jaringan otak bisa terjadi cepat atau lambat, tergantung pada jumlah oksigen yang ada.

"Kalau mendadak tidak mendapat oksigen, misalnya dibekap, dalam 5-6 menit bisa mati," kata Dudut.

Pada dasarnya, bernafas adalah proses yang terjadi secara sendirinya. Namun, orang yang sadarkan diri bisa berusaha menghirup oksigen lebih banyak, misalnya dengan berusaha menarik nafas dalam-dalam. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI