4. Warsito Taruno
Tidak banyak peneliti seperti Warsito Purwo Taruno. Lelaki kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah itu masih akif sebagai penemu sebagai alat-alat canggih di Indonesia tanpa bantuan dari uang negara sepeser pun.
Sejak berkuliah S2 di Shizouka University Jepang, Warsito sudah menghasilkan sedikitnya 7 penemuan di bidang fisika dan kimia sampai saat ini. Sementara ada 100 lebih publikasi penelitian di tingkat internasional.
Selama 12 tahun di Jepang dan 6 tahun di Amerika Serikat, tidak membuat Warsito lupa dengan Indonesia. Dia rela kembali ke Indonesia dan meniti karier sebagai peneliti dari nol. Dia memutuskan untuk menjadi peneliti swasta yang membangun perusahaan riset.
Warsito ingin berbebas berinovasi dan mengembangkan ciptaannya dengan modal sendiri. Dia juga mendapat bantuan dari swasta dan bantuan dari Ohio State University, Amerika Serikat. Warsito menghitung, jika menjadi peneliti di lembaga negara, dia tidak akan bebas menghasilkan penemuan-penemuan.
"Kebebasan, untuk peneliti itu adalah mutlak. Kebebasan berpikir. Makanya saya berpikir tempatnya itu di swasta," kata ayah 4 anak yang tinggal menetap di Kota Tangerang, Banten itu.
Salah satu penemuan terbesar Warsito adalah alat pembasmi sel kanker yang menjamin tingkat survival hampir 80 persen. Artinya tingkat harapan hidup penderita kanker hingga 80 persen. Itu sudah digunakan kepada 10 ribu pasiennya di Center for Tomography Research Laboratory (CTECH Labs) EdWar Technology, perusahaan riset yang dia dirikan sejak 2004 lalu.
Warsito Purwo Taruno lahir di Karanganyar, 15 Mei 1967. Dia awalnya kuliah di Fakultas Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM). Namun dia mendapatkan beasiswa di Tokyo International Japanese School. Setelah itu, Warsito melanjutkan studi S2 di Shizouka University jurusan Chemical Engineering. Warsito mendapatkan gelar Ph.D Electronic Science and Technology dari universitas yang sama.
Kerja kerasanya selama puluhan tahun membuat Warsito meraih banyak penghargaan nasional dan internasional. Di antaranya Anugerah dari American Institute of Chemist Foundation Outstanding Post-doctoral Award tahun 2002. Warsito juga lulusan terbaik bidang kimia di Universitas Shizouka. Warsito disejajarkan dengan 16 ilmuwan Indonesia yang diberi kesempatan unjuk gigi di depan Douglas D. Osheroff, peraih Nobel Fisika 1996 yang berkunjung ke Indonesia.
Berikut wawancara lengkap suara.com dengan Warsito. Klik di sini