3. Nurul Taufiqu Rochman
Nurul Taufiqu Rochman, salah satu ilmuan di Indonesia yang paling hebat. Hebatnya, bukan hanya banyak temuannya di bidang teknologi nano. Nurul pun bukan ilmuan biasa, dia mewujudkan hasil temuan dan risetnya ke dunia swasta. Sehingga Nurul bisa jadi salah satu ilmuan terkaya di Indonesia.
Kiprah Nurul dimulai dari negeri Sakura, Jepang. Setelah 14 tahun di sana, dia kembali ke Indonesia dan bekerja di Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sepulangnya ke Indonesia, dia berusaha membangun ‘bengkel’nya untuk riset nano.
“Peneliti di Indonesia cuma dapat meja dan kursi. Peralatan riset, saya yang bangun,” kata profesor teknologi nano itu.
Nurul pun mulai mengumpulkan alat-alat penelitian high energy milling untuk meneliti nano partikel. Nurul mulai ‘bermain’.
Sampai saat ini puluhan paten dia pegang melalui perusahaan riset nanonya, Nanotech Indonesia. Dia pun mendirikan perusahaan yang membawahi 4 perusahaan lain dengan nilai aset puluhan miliar.
Sampai saat ini temuan riset nano-nya sudah digunakan berbagai industri, mulai dari material sampai kosmetik. Nurul punya anggapan, statusnya sebagai peneliti negara tak menghalanginya untuk menjadi pengusaha sebuah perusahaan teknologi.
Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, B.Eng., M.Eng lulus dari Kagoshima University, Jepang untuk S1, S2, S3 dalam bidang Ilmu Material dan Rekayasa Produksi. Setelah lulus SMA, dia sempat kuliah di ITB jurusan teknik industri selama sembilan bulan. Tapi, dia beruntung mendapatkan kesempatan mengikuti program BJ Habibie yang bernama STMPD II (Science and Technology Man Power Development Program) untuk sekolah di Jepang. Tahun 1990 dia kemudian berangkat ke Negeri Sakura.
Tahun 2000, dia bekerja di Industri Jepang sebagai konsultan R & D selama 1 tahun dan Pusat Penelitian Daerah sebagai peneliti istimewa selama 3 tahun.
Nurul Telah mempublikasikan 12 Paten, dua di antaranya terpilih dalam buku 100 Inovasi Indonesia dan Hak Cipta (di antaranya 1 Paten Jepang yang telah di-granted dan diterapkan di Perusahaan Kyushu Tabuchi sejak 2003). Nurul pun mengeluarkan lebih dari 100 publikasi dan pemakalah internasional dan 180 publikasi dan pemakalah nasional.
Dia pernah mendapat penghargaan Hatakeyama Award sebagai mahasiswa terbaik dan Fuji Sankei Award sebagai peneliti terbaik tahun 1995. Setelah pulang, pada 2004 mendapat penghargaan dari LIPI sebagai Peneliti Muda Terbaik dan Penghargaan dari Persatuan Insinyur Indonesia (Adhidarma Profesi) tahun 2005 dan The Best Innovation and Idea Award dari Majalah SWA.
Nurul pernah menjadi delegasi Indonesia untuk menghadiri pertemuan Pemenang Nobel di Lindau Jerman tahun 2005. Tahun 2009 memperoleh perhargaan ITSF-Science and Technology Award dari Industri Toray Indonesia sebagai Outstanding Scientist dan Ganesha Widya Adiutama dari ITB pada Dies Natalis ke-50 serta menerima Habibie Award di bidang Ilmu Rekayasa 11 November 2009. Kini menjabat sebagai ketua Masyarakat Nano Indonesia sejak 2005.
Berikut wawancara lengkap suara.com dengan Nurul. Klik di sini