Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Erlinda curiga motif pembunuhan di rumah mewah milik Dodi Triono berlatar belakang dendam. Dia yakin kasus itu bukan bermotif perampokan karena tidak ada barang-barang berharga korban yang dibawa kabur pelaku.
"Dalam arti kata, pasti polisi akan membongkar tabir ini. Saya sebagai perempuan ketika melihat TKP tak ada satu pun benda yang hilang, dan kondisi 11 orang dimasukkan ke dalam ruangan sempit, untuk apa?" kata Erlinda usai menjenguk lima korban yang selamat di Rumah Sakit Kartika, Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016).
Seperti diberitakan sebelumnya, sebelas orang disekap di kamar mandi rumah Dodi sejak Senin (26/12/2016) dan baru ditemukan pagi tadi. Enam orang meninggal dunia dalam peristiwa itu. Keenam korban meninggal yaitu Dodi Triono, Diona Arika Andra Putri (16 tahun, anak Dodi), Dianita Gemma Dzalfayla (9 tahun, anak Dodi), Calista Putri Pahlevi atau Amel (10 tahun, teman anak Dodi), Yanto dan Tasrok (40). Yanto dan Tasrok adalah supir. Sementara lima korban lainnya selamat yaitu Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13 tahun, anak Dodi), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy.
"Mengapa saya mengeluarkan kata dendam, karena saya adalah seorang ibu melihat konflik RT, bisnis, sosial, kekhawatiran saya pribadi apakah betul karena dendam atau karena apa. Sampai saya melihat sendiri dengan keterbatasan saya yang bukan seorang polisi, kenapa banyak korban yang tak bersalah harus seperti ini," katanya.
Mengenai kenapa pelaku juga menjadikan orang yang bukan anggota keluarga Dodi juga menjadi pertanyaan Erlinda.
"Maaf contoh, ada keluarga dari sekuriti, kan punya keluarga besar, keluarga supir, anak dari temen yang sedang main di sana. Jadi kenapa meski banyak korban," kata Erlinda menambahkan.
Erlinda mulai curiga motif pembunuhan karena dendam setelah mendengar keterangan Zanette yang sekarang dirawat di Rumah Sakit Kartika, Pulomas.
"Saya nggak tahu orang dekat atau bukan, tapi hipotesa saya ada dua, dari siang sampai malam di sini, sejak di TKP dan RS, saya sudah bisa tebak siapa dari pelaku tersebut, tapi biarkan polisi yang mengusut karena saya bukan polisi sehingga saya bantu koordinasi saja," kata dia.
Erlinda akan membantu polisi menguak misteri kasus tersebut.
"Tapi saya bersyukur ananda bisa cerita dan sudah saya rekam sehingga rekaman itu akan saya berikan ke polisi supaya bisa digali lebih lanjut," kata dia.
Suara.com - Ketua RW 16, Perumahan Pulomas, Ghani, mengungkapkan Dodi memiliki kedekatan dengan Presiden Joko Widodo. Ghani tahu soal itu ketika Jokowi baru menjabat gubernur Jakarta pada tahun 2012 datang ke rumah Dodi untuk menghadiri undangan makan malam.
"Itu, Pak Jokowi baru jadi gubernur satu bulan. Sudah datang makan malam di rumah Pak Dodi diundang, sama saya juga bareng. Itu berarti punya kedekatan. Saya yakin punya kedekatan," kata Ghani di sekitar rumah Dodi.
Mengenai latar belakang pekerjaan Dodi, Ghani tidak tahu banyak. Sepengetahuannya, Dodi arsitek. Dodi juga menjabat ketua RT.
"Pekerjaan mungkin pengusaha. Ya arsitek mungkin. Saya biasa ketemu Pak Dodi cuma hari Sabtu. Dia sering ke luar negeri, seperti ke Hongkong dan Jepang," ujar Ghani.
Dewi, adik Ipar Dodi, menceritakan sekilas tentang latar belakang pekerjaan Dodi.
Dodi merupakan arsitek yang memimpin proyek pembangunan di Senayan, Jakarta Selatan.
Namun, Dwi enggan merinci mengenai proyek apa yang sedang digarap Dodi.
"Pemimpin proyek di Senayan, tapi izinnya belum keluar. Tender sudah dimenangkan (perusahaan)," kata Dewi.