Suara.com - Lutfi merupakan salah satu saksi mata yang ikut mendobrak pintu kamar mandi tersebut.
Lutfi melihat dengan mata kepala sendiri. Sebelas orang ditumpuk menjadi satu di dalam ruangan sempit.
Jika melihat kondisi, Lufti yakin pelaku kejahatan tersebut sudah merencanakan aksi dengan baik.
"Pelaku ini pinter, sampai recorder untuk CCTV diambil. Nggak ada di lokasi," kata Lutfi.
Baca Juga: Di Sinilah Sekeluarga Korban Pembunuhan Sadis Dimakamkan
Lufti juga ikut melihat kamar-kamar milik keluarga Dodi. Semua kamar, katanya, tidak ada yang diacak-acak pelaku.
Lufti mengatakan kamar-kamar dalam keadaan rapi.
"Nggak ada rusak," kata dia.
Lutfi tidak tahu apakah kasus ini motifnya perampokan atau motif yang lain.
"Nggak manusiawi, ditaruh 11 orang jadi satu. Entah dianiaya dulu baru meninggal di situ, saya nggak tahu," kata dia.
Baca Juga: Dari 31 Napi Lapas Banjarbaru yang Kabur, Tiga Masih Buron
Enam orang meninggal dunia yakni Dodi Triono (59), Diona Arika Andra Putri (16 tahun, anak Dodi), Dianita Gemma Dzalfayla (9 tahun, anak ketiga Dodi), Amel (teman Dianita), Yanto, dan Tasrok (40). Yanto dan Tasrok adalah supir.
Kemudian, lima korban yang selamat yaitu Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13 tahun, anak ketiga Dodi), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy.