Suara.com - Meskipun sebagian warga sekitar waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, merasa tidak takut atas kejadian menyergapan terhadap empat orang terduga teroris di kampungnya. amun sebagian warga lainnya ada juga yang mengalami trauma atas kejadian tersebut.
Icih (42), seorang ibu pemilik warung di sekitar Tanggul Usman, Cibinong, waduk Jatiluhur, Purwarta, mengaku trauma atas kejadian tersebut. Ia sempat mendengar suara tembakan di udara.
"Kalau tembakan dengarnya, pas meletus itu, aku nggak tahu kalau itu tembakan. Aku mikirnya, ini ada hajatan di mana," kata Icih saat ditemui di warungnya.
Icih mengaku tidak melihat langsung proses penyergapan. Namun, kabar adanya teroris di kampungnya membuat dia ketakutan.
Baca Juga: Pascapenangkapan Teroris, Warga Jatiluhur: Apa yang Ditakuti?
"Setelah tahu kalau disini ada teroris, aku kan turun ke warung sini sudah siang ya, lihat orang banyak, dikasi tahu ada teroris. Jadi takut sekarang," ujar Icih.
Katanya, kejadian tersebut membuat dia susah tidur, meskipun beberapa orang sudah berupaya meyakinkan dirinya bahwa di kampungnya saat ini sudah aman.
"Aku takut kalau tiba-tiba ada teroris masuk ke rumah kan, terus kita diledakin. Tapi kata orang-orang, apa yang mau ditakutin, sudah aman. Tapi tetap saja was-was. Nggak bisa tidur. Namanya juga takut kan," tutur Icih.
Hal yang sama juga dirasakan Pandi (61), pemilik warung apung di sekitar tanggul Usman, Waduk Jatiluhur. Ia juga merasa takut atas kejadian tersebut.
"Takutlah, makanya ini warung baru buka. Apalagi dengar katanya Polisi masih jaga-jaga," ujar Pandi.
Baca Juga: Polisi Klaim TKP Penggerebekan Teroris di Jatiluhur Sudah Normal
Pandi yang sekaligus juru mudi sampan penyewaan, belum berani beroperasi ke tengah danau. Hal itu terbukti saat ia menolak mengantar wartawan ke rumah apung tempat di mana terduga teroris diserga oleh Tim Densus 88 Mabes Polri.