Suara.com - Yang sampai sekarang belum terjawab Polri adalah kenapa para terduga teroris yang siang tadi dilumpuhkan Densus 88 Anti Teror menjadikan rumah apung Waduk Jatiluhur, Kampung Karang Layung, Desa Cibinong, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, menjadi tempat persembunyian.
Empat terduga teroris yang dilumpuhkan pada pagi dan siang tadi di sekitar Waduk Jatiluhur adalah Ivan Rahmat Syarif, Rizal alias Abu Arham, Abu Sofi serta Abu Fais.
Ivan dan Rizal berhasil ditangkap Densus 88 hidup-hidup. Sedangkan Abu Sofi dan Abu Fais tewas setelah melakukan perlawanan terhadap petugas ketika hendak diamankan.
Kepada media massa, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan mengaku sampai sekarang belum dapat menjawab kenapa mereka memilih bersembunyi di rumah apung.
Waduk Jatiluhur merupakan tempat penampungan air terbesar di Indonesia.
Mungkinkah para terduga teroris merencanakan untuk meledakkan bendungan yang berfungsi untuk mengaliri 242 ribu hektar sawah, air baku air minum, serta pengendali banjir itu, Anton tidak mau berspekulasi. Atau mereka menyembunyikan bahan peledak di sekitar waduk, Anton tidak mau berandai-andai.
Soal itu diharapkan segera terjawab setelah aparat Densus 88 selesai menginterogasi dua terduga teroris yang berhasil ditangkap hidup-hidup.
Pengungkapan kasus tersebut berawal dari penggerebekan terhadap Ivan dan Rizal di tempat persembunyian mereka, pagi tadi, sektiar jam 09.00 WIB. Dari informasi mereka kemudian Densus melacak keberadaan Abu Sofi dan Abu Fais.
Siang harinya, Densus 88 berhasil menemukan mereka. Namun kedua terduga teroris melawan sampai akhirnya polisi bertindak keras.