Suara.com - Fenomena "om telolet om" pun menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Fenomena ini muncul setelah video berisi aksi anak-anak muda yang berdiri di tepi jalan raya dan meminta para supir truk dan bus membunyikan klakson bernada "telolet" viral di media sosial. Sebaran video tak hanya di Indonesia, melainkan sampai mancanegara.
Jokowi memandang fenomena itu sebagai hal yang positif sekaligus menunjukkan kekuatan media sosial.
“Ya itu sebuah apa ya, menurut saya sebuah kesederhanaan, sebuah kesenangan, sebuah kebahagiaan, dari rakyat untuk memperoleh sebuah hiburan atau hobi,” kata Presiden Jokowi dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, hari ini.
Mengenai kemungkinan melarang aksi tersebut karena bisa membahayakan keselamatan, terutama anak-anak, Presiden Jokowi mengatakan tentu ada batas-batasnya yang harus diperhatikan.
“Masa bus baru berjalan, dicegat di tengah jalan begini. Hal-hal seperti itu yang dilarang, yang seperti itu,” kata Jokowi.
Kementerian Perhubungan mengklarifikasi kabar akan melarang angkutan umum menggunakan klakson bernada "telolet."
Juru bicara Kemenhub Bambang S. Ervan menilai hal itu sebagai bentuk kreativitas masyarakat. Sebaliknya, kementerian berencana membuat kontes untuk hiburan.
“Sekali lagi Menhub menegaskan tidak sekali-kali ada keinginan untuk melarang klakson bus yang dikenal dengan om telolet om,” kata Bambang.
“Menhub Budi mengatakan bahwa fenomena “bus telolet” merupakan kreativitas dan bisa menjadi daya tarik masyarakat menyenangi kembali bus angkutan umum. Untuk lebih mendorong daya tarik tersebut, nantinya akan dibuat suatu kontes sehingga dapat menghibur masyarakat,” Ervan menambahkan.