Ratusan Penderita Gangguan Jiwa Rayakan Bebas Pasung

Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 23 Desember 2016 | 03:09 WIB
Ratusan Penderita Gangguan Jiwa Rayakan Bebas Pasung
Ilustrasi dipasung (Foto: Antara/Syaiful Arif)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan penyandang psikotik atau gangguan jiwa merayakan bebas dari pasung di lingkungan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 milik Dinas Sosial DKI Jakarta, Kamis (22/12/2016).

"Terhitung ini sudah tahun ke-6 para warga binaan yang ada di panti ini telah bebas dari pasung," kata Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Sarima di Jakarta.

Pasung yang dimaksud sebelumnya berupa kurungan di dalam ruangan dan pihaknya menganggap itu bagian dari pemasungan dalam arti luas.

Ia mengatakan akibat terkurung dalam ruangan, seolah-olah para psikotik tidak memiliki kebebasan dan hanya untuk berkeliaran di sekitar panti.

"Mulai dari situ, kami bebaskan para warga binaan dan pada hari ini kami rayakan hari kebebasan itu. Ini sebagai upaya kita untuk memanusiakan manusia," tutur Sarima.

Tindakan pemasungan dalam arti luas maupun dalam arti sempit seperti mengikat kepala dan tangan merupakan tindakan tidak manusiawi, kata dia dan DKI sudah berupaya menghilangkan kebiasaan buruk itu.

Dinas Sosial berupaya mencegah terjadinya pemasungan di sekitar warga, bahkan di setiap wilayah kota ada Unit Informasi Layanan Sosial sebagai pusat informasi bagi keluarga penderita gangguan jiwa.

Di setiap wilayah DKI diinformasikan agar tidak malu atau menyembunyikan saudara yang mengalami gangguan jiwa dan mereka bisa berkonsultasi di UILS yang tersebar pada lima wilayah Kota DKI Jakarta.

Hal ini melihat cukup tingginya persentase penderita gangguan jiwa di DKI Jakarta, karena faktor tingginya tuntutan hidup dan kondisi sosial ekonomi di DKI menjadikan warga rentan mengalami depresi.

"Di DKI ada tiga ribu lebih penderita gangguan jiwa. Delapan ratus lebih masuk dalam klaster gangguan jiwa berat. Selebihnya masuk dalam klaster sedang dan ringan. Mereka akan terus bertambah jika tidak ada upaya dari kita semua," kata Sarima. (Antara)


BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI