Suara.com - Kepolisian Polda Metro Jaya memeriksa seorang sopir ojek online di kasus penangkapan terduga teroris di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/12/2016) kemarin. Sopir ojek online itu bernama Adam Noor Syam.
"Nanti dari Adam itu akan kita kembangkan. Itu sementara ojek online pekerjaannya," kata Iriawan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (22/12/2016).
Iriawan meyakini jika para tersangka teroris yang diungkap tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri masih berkaitan dengan penemuan bom panci di Bekasi, Jawa Barat yang merupakan jaringan teroris Bahrun Naim. Karena diyakini berkaitan, petugas dengan cepat menangkap Adam saat berada di Jalan Raya Serpong, Tangerang Selatan.
"Itu pengembangan dari Dian yang ada di Bekasi bom panci, mengembang ke Adam. Adam akhirnya menyampaikan ada tiga orang sedang membuat bom yang akan diledakkan pada malam Natal," katanya.
Baca Juga: Jokowi Beri Perhatian Khusus Pengamanan Natal dan Tahun Baru
Mantan Kapolda Jawa Barat ini juga menjelaskan modus kelompok teroris terkait rencana untuk melakukan aksi teror. Target pertama mereka yakni menyerang anggota polisi yang tengah bertugas. Setelah itu, kemduian tersangka lain melakukan bom bunuh diri ketika masyarakat berkerumun di lokasi.
"Alhamdulillah teman-teman Densus dibantu kita bisa mengungkap ini sehingga kita bisa mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Ini ancaman teroris tapi sekarang sudah bisa kita patahkan, sekarang satu orang dijadikan saksi untuk dikembangkan kembali (Adam)," kata dia.
Tim Densus 88 Anti Teror telah menyergap dua lokasi terkait jaringan teroris di Tangerang Selatan, Banten, kemarin. Setidaknya ada duga tempat yang digerebek petugas yakni di Jalan Raya Serpong, Tangsel dan di Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Serpong, Tangsel.
Awalnya, petugas menangkap satu orang terduga teroris Adam Noor Syam. Kemudian dari pengembangan, polisi menggerebek satu tempat lain. Tiga terduga teroris yakni Omen, Irwan dan Helmi tewas ditembak karena melakukan perlawanan.
Baca Juga: Sri Bintang: Rezim Jokowi-JK Berbahaya