"Sejak awal krisis, orang tak memiliki akses ke pemakaman resmi. Jadi mereka mulai mengubur keluarga mereka yang meninggal di kebun," kata Alaa Addien Durbas, makelar barang tak bergerak yang memiliki kantor di kebun di Hamidiyeh, kepada Xinhua.
"Dulu ada kebun yang dipenuhi pohon dan setelah krisis, semuanya telah menjadi tempat pemakaman," katanya.
Tetangganya, Muhammad Abyad, pedagang pakaian bayi, mengatakan kebun itu dinamakan Kebun Hamidiyeh. Tapi sekarang tempat tersebut menjadi pemakaman syuhada, sebab kebanyakan orang yang tewas adalah korban perang.
"Selama krisis jumlah orang yang tewas telah bertambah dan tak ada tempat untuk menguburkan mereka, jadi fenomena ini telah mulai," katanya.
Baca Juga: Salah Memuji Messi, Pelatih Espanyol Ini Minta Maaf
Abyad menambahkan, orang mulai menguburkan kerabat mereka di Kebun Hamidiyeh, kuburan demi kuburan sampai tempat tersebut penuh, sehingga orang pindah untuk menguburkan orang yang meninggal di kebun lain.
"Ke mana pun Anda pergi sekarang di Aleppo, hampir semua kebun telah berubah menjadi pemakaman," katanya.
Aleppo termasuk diantara kota besar yang paling parah dilanda krisis di Suriah. Kota tersebut telah terpecah antara wilayah gerilyawan di bagian timur kota, dan pemerintah di bagian barat. (Antara)