Pascapenembakan Dubes Rusia, AS Tutup Misi Diplomatik di Turki

Selasa, 20 Desember 2016 | 14:45 WIB
Pascapenembakan Dubes Rusia, AS Tutup Misi Diplomatik di Turki
Bentangan garis polisi dan penjagaan petugas pasca-peristiwa penembakan Dubes Rusia, Andrey Karlov, di sebuah pameran seni di Ankara, Turki, Senin (19/12/2016) malam. [Adem Altan/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memutuskan menutup misi diplomatiknya di Turki, sehari setelah insiden penembakan yang terjadi di Ankara. Untuk diketahui, insiden penembakan sempat terjadi di luar Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Ankara, tak lama setelah peristiwa penembakan Dubes Rusia di kota itu.

"Seseorang mendekati gerbang utama Kedubes AS di Ankara, dan mengeluarkan senjata api," ungkap pernyataan resmi pihak Kedubes AS, sembari menambahkan bahwa tidak ada yang jadi korban dalam kejadian itu, serta bahwa pelaku sudab segera diamankan.

Meski tak jatuh korban, pihak AS mengumumkan bahwa akibat kejadian itu, mereka memutuskan menutup atau menghentikan sementara operasional (normal) Kedubes AS di Ankara dan Konsulat AS di Adana.

Dilaporkan, insiden di Kedubes AS itu terjadi Selasa (20/12) dini hari, sekitar pukul 03.50 waktu setempat. Kejadian ini hanya berselang beberapa jam setelah ditembak matinya Andrey Karlov, Dubes Rusia di Ankara, oleh seseorang yang dilaporkan merupakan personel kepolisian Turki, saat berada di sebuah pameran fotografi.

Gedung Kedubes AS sendiri berada tepat di seberang pusat seni di mana terjadi penembakan Dubes Rusia di Ankara. Diketahui, setidaknya sepanjang tahun ini, pemerintah AS sudah kerap memperingatkan warganya tentang ancaman keamanan di Turki, terutama setelah rangkaian serangan yang diduga dilakukan kelompok garis keras maupun militan Kurdi.

"Misi (Diplomatik) AS mengingatkan warga AS untuk meninjau kembali rencana (perjalanan) pribadi, dan tetap berada dalam (tingkat) kewaspadaan tinggi, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga keselamatan masing-masing," imbau perwakilan pemerintah AS. [AFP]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI