Tokoh Katolik Kutuk Rencana Eksekusi Mati Harian Presiden Duterte

Yazir Farouk Suara.Com
Selasa, 20 Desember 2016 | 01:34 WIB
Tokoh Katolik Kutuk Rencana Eksekusi Mati Harian Presiden Duterte
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menunjukkan sejumlah foto yang diklaim bukti pembunuhan warga Muslim oleh tentara AS di era tahun 1900-an. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah tokoh Katolik dan kelompok-kelompok hak asasi manusia mengutuk rencana Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang ingin kembali menerapkan hukuman mati dengan mengeksekusi harian para pelaku kriminal.

"Filipina akan dipandang sebagai sangat biadab," kata Pastor Jerome Secillano, seorang tokoh berpengaruh dari Konferensi Uskup Katolik Filipina kepada AFP.

"Ini akan membuat Filipina sebagai ibu kota hukuman mati di dunia," ujarnya lagi.

Sebelumnya Duterte mengatakan penerapan hukuman mati sangat diperlukan untuk memerangi kejahatan narkotika di negaranya.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Pembebasan Lahan Bandara di Toraja Kembali Dibuka

"Ada hukuman mati di masa lampau tapi tidak terjadi apa-apa. Jadi kembalikan itu pada saya. Saya akan melakukannya setiap hari, lima atau enam (pelaku kriminal) setiap hari," katanya.

Pada Juni lalu, Duterte bersumpah akan menerapkan hukuman mati dengan cara digantung. Dia tak ingin membuang-buang peluru dan menilai eksekusi gantung lebih manusiawi.

Duterte juga pernah mengatakan, hukuman mati bukan sebagai sarana mencegah kejahatan, tapi untuk retribusi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI