Suara.com - Penyidik Polda Metro Jaya telah memeriksa Bendahara Umum Partai Priboemi, Yakub Arupalakka sebagai saksi untuk tersangka kasus dugaan makar, Rachmawati Soekarnoputeri.
Yakub diperiksa 3 jam oleh polisi. Dia ditanya soal aliran dana dan uang yang dipakai untuk menyewa mobil komando saat aksi demonstrasi 2 Desember 2016 lalu.
"Tentang aliran dana. Aliran dana lalu masalah mobil komando yang dipakai demo 212. Aliran dana ada," kata Yakub di Polda Metro Jaya Senin (19/12/2016).
Dana sebesar Rp9 juta untuk menyewa mobil komando tersebut diberikan oleh Eko Suryo Santjojo yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan makar.
"Dana dari mas Eko salah satu tersangka Mas Eko transfer ke rekening saya," kata dia.
Baca Juga: Kasus Makar, Sekjen KSPI Klaim Tak Kenal Ratna Sarumpaet
Rachmatawi sangat berhubungan dengan kegiatan Eko. "Itu ke mana ada Bu Rachma itu (pasti) ada mas Eko," kata Yakub.
Dia menjelaskan jika pemeriksaan merupakan yang kedua kalinya. Pemeriksaan perdana terhadap Yakub sebagai saksi kasus dugaan makar Rachmawati dilakukan pada 9 Desember 2016 lalu.
"Diperiksa sebagai saksi untuk Ibu Rachmawati yang kedua kalinya," kata dia.
Kepolisian telah menetapkan 12 tokoh menjadi tersangka. Sebelas tokoh diciduk di beberapa lokasi berbeda menjelang aksi damai pada Jumat (2/12/2016). Satu tokoh lagi diciduk, Kamis (8/12/2016) dini hari.
Delapan orang yang ditetapkan menjadi tersangka dugaan upaya makar, yakni mantan anggota staf ahli Panglima TNI Brigadir Jenderal (purn) Adityawarman Thaha, mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (purn) Kivlan Zein, Sri Bintang Pamungkas, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Bidang Ideologi Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, Ketua Bidang Pengkajian Ideologi Partai Gerindra Eko Suryo Santjojo, aktivis Solidaritas Sahabat Cendana Firza Husein, dan tokoh buruh Alvin Indra Al Fariz.
Baca Juga: Polisi Periksa Sekjen KSPI untuk Kasus Makar Ratna Sarumpaet
Tiga tersangka yang lain, Ketua Komando Barisan Rakyat Rizal Izal, Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta Utara Jamran, Hatta Taliwang disangka melakukan penyebaran ujaran kebencian.
Sedangkan, Ahmad Dhani kena sangkaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo. Dari 12 tokoh, hanya Sri Bintang Pamungkas, Rizal, Jamran, dan Hatta yang ditahan.