Pembunuhan Insinyur "Drone", Serangan Terhadap Hamas

Suwarjono Suara.Com
Minggu, 18 Desember 2016 | 19:46 WIB
Pembunuhan Insinyur "Drone", Serangan Terhadap Hamas
Palestinians wave Hamas flags as they take part in a rally calling on Egyptian authorities to open the Rafah border crossing, at the crossing in the southern Gaza Strip
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) pada Sabtu (17/12) menyatakan pembunuhan insinyur penerbangan Mohammad Az-Zawari di Kota Sfax, Tunisia, adalah "serangan terhadap prelawanan Palestina".

Sayap militer HAMAS, Brigade Al-Qassam, mengatakan di dalam satu pernyataan kejahatan yang terjadi pada Kamis lalu takkan berlalu tanpa hukuman.

Menurut pernyataan tersebut, pembunuhan itu dipandang sebagai "tanda bahaya yang mengancam Dunia Arab dan Islam".

"Az-Zawari telah bergabung dengan perlawanan Palestina dan HAMAS, seperti banyak orang lain di Dunia Arab dan Islam yang perhatian mereka tertuju ke Jerusalem dan Masjid Al-Aqsha ... dan perang bersama brigade dalam mempertahankan Palestina," kata sayap militer HAMAS.

Az-Zawari, seorang insinyur penerbangan dan kepala perhimpunan penerbangan Tunisia Selatan, ditembak kepalanya oleh beberapa pria tak dikenal yang bersenjata dari jarak dekat.

Media Arab melaporkan dinas rahasia Israel, Mossad, berada di belakang pembunuhan tersebut.

Beberapa sumber media Israel mengatakan Az-Zawari bunuh karena keterlibatannya dengan faksi Palestina bersenjata, terutama HAMAS, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.

Media itu juga menyatakan tiga agen rahasia asing dengan menggunakan paspor Eropa berada di belakang pembunuhan tersebut.

Surat kabar Israel Yedioth Ahronot menyatakan satu kelompok menyewa empat mobil dan menggunakan senjata dengan peredam untuk menembak Az-Zawari, yang sebelumnya memasuki Jalur Gaza melalui terowongan dan melatih anggota HAMAS serta membuat kendaraan udara tanpa awak.

Brigade Al-Qassam menggunakan kendaraan udara tanpa awak, yang diberi nama pesawat Ababeel, untuk pertama kali pada musim panas lalu.

HAMAS menyatakan para insinyurnya mampu memproduksi kendaraan udara tanpa awak dan membuat tiga jenis kendaraan semacam itu. (Xinhua/Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI