Menangis di Pengadilan, Andreas: Ahok Juga Manusia, Kan

Selasa, 13 Desember 2016 | 20:00 WIB
Menangis di Pengadilan, Andreas: Ahok Juga Manusia, Kan
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjalani sidang perdana kasus dugaan penistaan agama di PN Jakarta Utara, Selasa (13/12). (AFP/Pool)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Andreas Hugo Parera menilai tangisan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ketika membacakan nota keberatan atas dakwaan jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Jakarta Utara merupakan hal yang manusiawi.

"Ahok juga manusia, kan. Dia juga punya perasaan dan dia mengekspresikan apa yang dia rasakan selama ini. Mungkin dia merasa tertekan atas situasi yang dia alami selama ini. Saya kira sah-sah saja, sebagaimana manusia biasa, dia punya perasaan dan dia mengepresikan itu. Dan tidak ada salahnya gitu," Andreas di DPR, Selasa (13/11/2016).

Andreas menilai Ahok tidak berpura-pura menangis untuk mencari simpati.

Bila ada yang menuduhnya seperti itu, menurut Andreas merupakan interpretasi pribadi.

"Saya kira tiap orang punya interpretasi masing-masing. Tapi saya kira dia sebagai manusia punya perasaan dan dia mengekprsikan itu. Kita kalau berada dalam posisi itu mungkin juga punya rasa yang sama. Artinya, saya melihat Ahok di dalam suasana tertekan aelama ini. Dan dia menyampaikan itu. Kalau disebut rekayasa dan sandiwara bisa dilihat di situ," tutur anggota Komisi I DPR.

Di depan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Ahok menangis ketika menceritakan hubungannya dengan keluarga angkatnya yang muslim.

"Saya terlahir dari pasangan non muslim, namun saya juga diangkat oleh keluarga muslim," kata Ahok.

Ayah Ahok bernama Indra Tjahaja Purnama dan ayah angkatnya bernama Andi Baso Amir.

"Ayah saya dengan ayah angkat saya bersumpah untuk menjadi saudara sampai akhir hayatnya. Kecintaan ayah angkat saya terhadap saya sangat berbekas terhadap diri saya sampai dengan hari ini," kata Ahok sambil terisak.

Melihat Ahok menangis, panitia persidangan kemudian memberikan tisu kepadanya.
 
"Bahkan uang pertama S2 saya dibayar oleh kakak angkat saya (Andi Analta Amir)," kata Ahok. "Saya seperti orang yang tidak tahu berterima kasih apabila saya tidak menghargai agama dan kitab suci orang tua dan kakak angkat saya Islam yang sangat taat." 
 
Ahok sedih karena dituduh menista agama Islam.
 
"Tuduhan itu sama saja dengan saya mengatakan saya menista orang tua angkat dan saudara-saudara angkat saya sendiri yang sangat saya sayangi dan juga sangat sayang kepada saya," kata Ahok.
 
Ahok menceritakan dalam kehidupan pribadi, dia banyak berhubungan dengan teman-teman muslim.
 
Selain belajar dari keluarga angkat, Ahok mengatakan juga belajar dari guru-guru yang taat beragama Islam dari kelas 1 SD Negeri sampai dengan kelas 3 SMP Negeri.
 
Ahok menegaskan ketika kunjungan kerja di Kepulauan Seribu dan mengutip Al Maidah saat pidato, dia sama sekali tidak punya niat untuk menodai agama Islam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI