Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Andreas Hugo Parera menilai tangisan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ketika membacakan nota keberatan atas dakwaan jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Jakarta Utara merupakan hal yang manusiawi.
"Ahok juga manusia, kan. Dia juga punya perasaan dan dia mengekspresikan apa yang dia rasakan selama ini. Mungkin dia merasa tertekan atas situasi yang dia alami selama ini. Saya kira sah-sah saja, sebagaimana manusia biasa, dia punya perasaan dan dia mengepresikan itu. Dan tidak ada salahnya gitu," Andreas di DPR, Selasa (13/11/2016).
Andreas menilai Ahok tidak berpura-pura menangis untuk mencari simpati.
Bila ada yang menuduhnya seperti itu, menurut Andreas merupakan interpretasi pribadi.
"Saya kira tiap orang punya interpretasi masing-masing. Tapi saya kira dia sebagai manusia punya perasaan dan dia mengekprsikan itu. Kita kalau berada dalam posisi itu mungkin juga punya rasa yang sama. Artinya, saya melihat Ahok di dalam suasana tertekan aelama ini. Dan dia menyampaikan itu. Kalau disebut rekayasa dan sandiwara bisa dilihat di situ," tutur anggota Komisi I DPR.
Di depan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Ahok menangis ketika menceritakan hubungannya dengan keluarga angkatnya yang muslim.
"Saya terlahir dari pasangan non muslim, namun saya juga diangkat oleh keluarga muslim," kata Ahok.
Ayah Ahok bernama Indra Tjahaja Purnama dan ayah angkatnya bernama Andi Baso Amir.
"Ayah saya dengan ayah angkat saya bersumpah untuk menjadi saudara sampai akhir hayatnya. Kecintaan ayah angkat saya terhadap saya sangat berbekas terhadap diri saya sampai dengan hari ini," kata Ahok sambil terisak.