Suara.com - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak kuasa menahan tangis ketika membacakan nota keberatan (eksepsi) atas dakwaan jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (13/12/2016).
Terdakwa kasus dugaan penodaan agama itu menangis ketika menceritakan kedekatannya dengan keluarga angkatnya yang beragama Islam.
"Saya sangat sedih, saya dituduh menista agama Islam, karena tuduhan itu, sama saja dengan mengatakan saya menista orang tua angkat dan
saudara-saudara angkat saya sendiri, yang sangat saya sayangi, dan juga sangat sayang kepada saya," kata Ahok yang kini sedang mempersiapkan diri untuk maju ke pilkada Jakarta periode kedua.
Ahok menekankan bahwa dia tidak punya niat sedikit pun untuk menghina agama Islam ketika mengutip Al Maidah saat pidato di Kepulauan Seribu.
"Namun ucapan itu, saya maksudkan, untuk para oknum politisi, yang memanfaatkan Surat Al-Maidah 51, secara tidak benar karena tidak mau bersaing secara sehat dalam persaingan Pilkada," kata Ahok.
Berikut ini adalah isi lengkap nota keberatan Ahok yang dibacakan di hadapan majelis hakim.
Bapak Ketua Majelis Hakim, dan Anggota Majelis Hakim yang saya muliakan,
Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang saya hormati, Penasihat Hukum dan Para Hadirin yang saya hormati, Pertama-tama saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Majelis Hakim atas kesempatan, yang diberikan kepada Saya.
Berkaitan dengan persoalan yang terjadi saat ini, dimana saya diajukan di hadapan sidang, jelas apa yang saya utarakan di Kepulauan Seribu, bukan dimaksudkan untuk menafsirkan Surat Al-Maidah 51 apalagi berniat menista agama Islam, dan juga berniat untuk menghina para Ulama. Namun ucapan itu, saya maksudkan, untuk para oknum politisi, yang memanfaatkan Surat Al-Maidah 51, secara tidak benar karena tidak mau bersaing secara sehat dalam persaingan Pilkada.
Ada pandangan yang mengatakan, bahwa hanya orang tersebut dan Tuhan lah, yang mengetahui apa yang menjadi niat pada saat orang tersebut mengatakan atau melakukan sesuatu. Dalam kesempatan ini di dalam sidang yang sangat Mulia ini, saya ingin menjelaskan apa yang menjadi niat saya pada saat saya berbicara di Kepulauan Seribu tersebut.