Doa Para Pendukung Ahok dari Markas Lembang

Selasa, 13 Desember 2016 | 13:03 WIB
Doa Para Pendukung Ahok dari Markas Lembang
Calon gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dibawa pakai mobil baraccuda dari Pengadilan Negeri Jakarta Utara [suara.com/Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Sebagian pendukung calon gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lebih senang menyaksikan sidang Ahok lewat televisi ketimbang datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara, hari ini.

Sebagian pendukung menonton sidang perkara dugaan penodaan agama di markas kampanye di Jalan Lembang, nomor 25-27, Menteng, Jakarta Pusat.

Warga Senen, Jakarta Pusat, bernama Fitri (32), sengaja datang ke markas kampanye Ahok-Djarot Saiful Hidayat untuk ikut nonton bareng sidang Ahok.

"Lebih senang di sini, di sana (pengadilan) pasti penuh takut nggak bisa masuk. Kalau di sini kan enak bisa nonton, kan sama aja cuma beda tempat aja," ujar Fitri.
 
Fitri berharap Ahok dapat menjalani persidangan dengan baik dan lepas dari tuduhan.

Warga Rawamangun, Jakarta Timur, bernama Andri (40), mengatakan panitia di markas kampanye menyediakan dua layar televisi.

"Nonton di sini saja sudah cukup kok, nggak perlu ke sana. Di sini kita juga bisa menyaksikan pernyataan Pak Ahok di persidangan bahwa Pak Ahok nggak ada niat menistakan agama atau menghina," kata Andri.

Andri berdoa agar Ahok terlepas dari kasus.

"Kita selalu berdoa semoga Pak Ahok masalahnya selesai dan dinyatakan tidak bersalah," kata dia.

Dalam nota keberatan yang disampaikan di hadapan majelis hakim, Ahok menegaskan bahwa ketika mengutip surat Al Maidah ayat 51 sama sekali tidak dimaksudkan untuk menghina agama.

"Apa yang saya utarakan di Kepulauan Seribu, bukan dimaksudkan untuk menafsirkan Surat Al Maidah 51 apalagi berniat menista agama Islam, dan juga berniat untuk menghina para Ulama," kata Ahok.

"Ucapan itu saya maksudkan untuk para oknum politisi yang memanfaatkan Surat Al Maidah ayat 51, secara tidak benar karena tidak mau bersaing secara sehat dalam persaingan pilkada," Ahok menambahkan.

Ahok mengatakan ketika itu dia bermaksud untuk menyindir sebagian politisi yang memanfaatkan ayat tersebut untuk kepentingan politik.

Ahok berkaca pada pengalamannya di pilkada Provinsi Bangka Belitung tahun 2007. Saat itu, beredar selebaran yang mengutip ayat suci supaya warga Babel tidak memilihnya menjadi gubernur karena Ahok beragama Kristen Protestan, sementara warga di sana mayoritas muslim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI