Agus Yudhoyono Jelaskan Bedanya Musuh di Politik dan Militer

Minggu, 11 Desember 2016 | 20:30 WIB
Agus Yudhoyono Jelaskan Bedanya Musuh di Politik dan Militer
Kampanye terbatas Agus - Sylvi di Segara Garden, Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (11/12/2016). [Suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon gubernur Jakarta nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono, menjelaskan perbedaan mendasar antara dunia militer dan politik dalam menghadapi musuh.

Mantan perwira TNI AD berpangkat mayor itu mengatakan musuh dalam dunia militer sangat jelas.

"Tapi dalam dunia politik ini musuhnya tidak jelas, bisa di belakang kita, di samping atau di dekat kita sekali. Kita kira kawan, ternyata lawan atau sebaliknya," kata putra Ketua Umum Partai Demokrat ketika menyampaikan pidato politik di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (11/12/2016).

Kendati demikian, Agus tak gentar menghadapi musuh.

"Jadi luar biasa kompleksitas yang harus saya hadapi dan inilah membutuhkan proses pendewasaan dan adaptasi yang cepat untuk mulai merasa nyaman dalam dunia politik yang baru ini," katanya.

Agus bercerita ketika masih aktif di TNI AD. Di TNI AD dia mempelajari strategi intelijen untuk menggali karakteristik lawan dan medan pertempuran.

"Nah ini yang saya terapkan. Tapi, di politik sangat susah karena penuh ketidakpastian. Kalau di militer kan kita melihat faktor cuaca, medan, dan segala macam. Tapi saya yakin bisa dihadapi," kata Agus.

Dalam pidato politik tadi, Agus memaparkan program serta visi dan misi. Dia memaparkan 10 program unggulan yang akan dilaksanakan jika kelak menang pilkada periode 2017-2022.

Satu, program bantuan kepada kaum miskin dan kurang mampu. Dua, pengurangan pengangguran dan penciptaan lapangan kerja. Tiga, peningkatan pendidikan dan kesejahteraan guru. Empat, peningkatan pelayanan kesehatan. Lima, peningkatan pertumbuhan ekonomi, investasi dan stabilisasi harga.

Keenam, peningkatan pembangunan infrastruktur dan perumahan. Tujuh, program smart creative dan green city. Delapan, pemeliharaan keamanan kota dan kerukunan warga. Kesembilan, penegakan hukum dan keadilan bagi semua. Sepuluh, peningkatan kualitas pemerintah dan birokrasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI