Suara.com - Sejumlah warga yang berdekatan dengan rumah kos yang dihuni terduga teroris Dian Yulia Novi di Perum Bintara Jaya VIII, RT 4, RW 9, Bintara Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, menyimpan banyak cerita.
Mereka sama sekali tak menyangka ada bom berdaya ledak besar yang akan diledakkan Dian Yulia di Istana Kepresidenan disimpan di salah satu kamar kos. Bom tersebut ditemukan tim Densus 88 Polri kemarin, Sabtu (10/12/2016), dan hari itu juga Dian Yulia ditangkap.
Echa (26), penghuni kos yang persis di sebelah kamar Dian Yulia, sejak kemarin tak bisa masuk ke dalam kamar untuk mengambil barang berharga. Soalnya, polisi melarang siapapun untuk masuk ke rumah kos karena masih dalam proses olah tempat kejadian perkara.
Hari ini, dia kembali datang ke sana untuk minta izin mengambil barang-barangnya.
Echa mengaku masih trauma dengan kejadian kemarin.
"Tidak mau tinggal lagi di situ," katanya.
Ketika bom diledakkan tim Gegana, kemarin, Echa tidak berada di lokasi. Efek ledakan sampai membuat kaca kamarnya pecah dan tembok retak.
Kamar kos Echa nomor 103, sedangkan kamar kos Dian Yulia nomor 104.
Rencananya, setelah ini, dia akan tinggal untuk sementara waktu di rumah saudara sambil mencari kos yang baru.
Warga yang tinggal di dekat rumah kos bernama Husein Efendi (74) mengatakan selama ini Dian Yulia tidak menginap di kamar kos. Dian Yulia cuma menaruh barang di sana.
"Dia tidak nginap hanya datang terus pergi lagi," tuturnya.
Husein yakin terduga teroris tersebut menjadikan indekos ini sebagai tempat persinggahan untuk menjalankan aksi. "
Pemilik warung bernama Anggara Adrian (22) menceritakan bom diledakkan setelah tiga terduga teroris ditangkap di Bekasi. Bom diledakkan sebelum waktu Maghrib.
"Sekitar sini kami disuruh kosongin semua, tidak lama kami dengar ledakan dari belakang saat polisi hitung satu, dua, tiga," kata dia.
Setelah menangkap tiga terduga teroris di Kota Bekasi, polisi kembali menangkap satu terduga lagi di Solo, Jawa Tengah. (Blasius Mau Bere)