Begini Cara Kerja dan Peran Dian Cs. untuk Ngebom Istana Presiden

Minggu, 11 Desember 2016 | 14:58 WIB
Begini Cara Kerja dan Peran Dian Cs. untuk Ngebom Istana Presiden
Terduga teroris bernama Dian Yulia Novi ditangkap di rumah kos Perum Bintara Jaya VIII, RT 4, RW 9, Bintara Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (10/12/2016) sore [suara.com/Blasius Mau Bere]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Empat terduga teroris yang ditangkap pada hari Sabtu (10/12/2016) ketika sedang mempersiapkan rencana mengebom di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Minggu (11/12/2016). merupakan sel-sel jaringan Jamaah Anshorut Daulah Khilafah Nusantara pimpinan Bahrun Naim yang berafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.‎

"Mereka ini jaringan BN (Bahrun Naim). Atas perintah dari BN membuat sel-sel kecil, dan di antaranya keterlibatan mereka berempat itu," kata Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Komisaris Besar Awi Setiyono di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Minggu (11/12/2016).
 
Keempat terduga yang dibekuk Densus 88 yaitu Dian Yulia Novi, M. Nur Solihin, Agus Supriyandi, dan SY alias Abu Izzah. Nur Solihin ditangkap di flyover Kalimalang, Kota Bekasi, pada pukul 14.30 WIB. Di lokasi yang sama, Agus ditangkap sekitar pukul 15.30 WIB. Dian ditangkap di rumah kos Jalan Bintara Jaya VIII. Tak lama kemudian Abu Izzah ditangkap di Dusun Sabrang Kulon, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah. Saat ini, tim Densus 88 masih melacak keberadaan dua terduga teroris yang lainnya yang ikut terlibat dalam rencana pengeboman Istana Presiden.

Awi menjelaskan Nur Solihin berperan sebagai pembuat jaringan sel kecil. Dialah yang merekrut Dian Yulia, Agus Supriyadi, SY atau Abu Izzah, dan dua terduga teroris yang masih dilacak keberadaannya oleh polisi. Nur Solihin dua buron itulah yang merakit bom.

"MNS alias Abu Huroh perannya membuat sel kecil, kemudian membeli palu tiga kilogram. Dia ikut merakit bom bersama DPO lainnya," ujar Awi.

‎Awi mengatakan semua kebutuhan operasi mereka didanai Bahrun Naim. Bahrun Naim sendiri sekarang berada di Suriah.

Nur Solihin, katanya, menerima transfer dana dari Bahrun Naim. Kemudian, dia dan Abu Izzah mengantarkan dana ke Dian Yulia yang akan menjadi calon "pengantin." Calon pengantin ialah istilah teroris untuk orang yang disiapkan meledakkan diri.

"MNS memperkenalkan pelaku lainnya ke DYN. Dia juga mencarikan kontrakan di daerah Bintara, Bekasi‎," kata dia.

Agus Supriyadi, kata Awi, berperan mengantarkan bom yang dirakit di Solo kepada Dian Yulia yang ngekos Perum Bintara Jaya VIII, RT 4, RW 9, Bintara Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Agus Supriyadi juga yang akan membantu Dian Yulia ke sekitar Istana Presiden untuk meledakkan diri dengan bom "rice cooker."

"AS juga menyewakan mobil rental di Solo untuk ke Jakarta," tutur dia.

Tapi, rencana mereka untuk mengebom Istana Presiden tepat saat pergantian jaga Paspampres gagal total. Kemarin, Sabtu (10/12/2016), Densus 88 menemukan bom berdaya ledak besar di kos Dian Yulia. Tak lama kemudian, Dian dan terduga lainnya ditangkap di sejumlah tempat.

"Saat ini mereka diperiksa intensif di Mako Brimob Polri oleh tim Densus 88," kata Awi.

REKOMENDASI

TERKINI