Tidak lama kemudian, dia mendengar sayup-sayup suara orang dari reruntuhan itu.
"Saya tidak tahu sudah berapa lama di dalam puing-puing itu," katanya menahan air mata yang akan ke luar.
Yang saya tahu, warga sudah mengangkatnya dari sela-sela reruntuhan.
"Astaghfirullah," ucapnya lalu terdiam sejenak menceritakan kejadian itu. "Saya masih trauma kejadian itu."
Baca Juga: Satu Lagi Ditemukan, Total Korban Meninggal Gempa Aceh 101 Jiwa
Setelah menarik nafas dalam-dalam, dia menceritakan kembali tentang toko yang menjadi satu-satunya di Gampong.
"Saya berjualan kelontong. Alhamdulillah, saya dan sekeluarga masih bisa diselamatkan, Ya Allah... tetangga saya dua orang meninggal," katanya.
Dia berharap segera dioperasi dan dirawat hingga bisa ke luar rumah sakit untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
"Ini ujian dari Allah, saya harus bangkit kembali," katanya.
Peristiwa memilukan seperti itu juga dialami Nur Fitri, 15 tahun. Kini, dia sedang menunggu jadwal operasi setelah kaki kanannya tertimpa beton atap rumah.
Baca Juga: Libur Panjang, 99 Ribu Kendaraan Masuk Tol Jakarta-Cikampek
"Anak saya luka dalam di bagian kaki kanannya," kata ayah Nur Fitri, Umar, warga Gampong Lorong Jambu, Pidie Jaya.