Suara.com - Calon gubernur Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan, menceritakan kisah seorang pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sikap pegawai rendahan tersebut, menurut Anies, sangat menginspirasi.
"Ini contoh kecil, dulu di kementerian ada sebuah aset piano. Piano ini zaman dulu yang toch-nya itu terbuat dari gading. Bayangkan kalau piano, toch-nya terbuat dari gading. Saya nggak tahu pemerintah beli pada tahun berapa," kata Anies di posko pemenangan, Jalan Cicurug 6, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2016).
Suatu ketika, piano tersebut rusak dan dibawa ke tempat service oleh pegawai tersebut.
"Setibanya di sana (tempat service) ada seorang kolektor piano dan melihat hingga terkagum-kagum, ada sebuah piano dengan toch-nya terbuat dari gading," ujar Anies.
Kolektor tersebut, kata Anies, membujuk pegawai itu agar mau menukar piano dengan piano yang baru plus uang tunai Rp2 miliar.
"Pegawai ini, yang mengantarkan, bukan pejabat eselon, pejabat tidak punya bawahan. Dia akan diberikan uang oleh yang bersangkutan Rp2 miliar tunai," tutur Anies.
"Diganti juga pianonya sama persis cuma yang beda nomor registrasinya saja. Dia jawab apa, saya nggak bisa. Kenapa? Karena bukan punya saya. Jawabannya sederhana karena ini bukan punya saya jadi saya nggak bisa nukar," Anies menambahkan.
Padahal, kata Anies, kalau dia tergoda, tentu tidak ada orang kantor yang tahu. Tapi dia ternyata tak tergoda.
Sikap staf itu, kata Anies, membuktikan bahwa bangsa ini tidak kekurangan stok orang berintegritas.
"Datang ke kantor juga tidak akan ada yang meriksa. Tapi dia menunjukkan bahwa dia punya harga diri, karena itu dia tidak bisa dibeli dengan rupiah," kata Anies.