Suara.com - Kecewa. Itulah gejolak hati yang dialami Jorge Lorenzo jika bicara tentang prestasinya di balapan MotoGP musim 2016 yang berakhir 13 November lalu di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol.
Maklum saja, tampil dengan status juara bertahan, performa Lorenzo sempat menjanjikan di awal musim dengan memenangi seri perdana di Sirkuit Losail, Qatar, 20 Maret 2016.
Kendati sempat gagal finis pada seri kedua di Argentina, namun Lorenzo kembali menunjukkan sinyal sebagai favorit juara dengan naik podium di empat seri berikutnya.
Nasib buruk Lorenzo dimulai sejak seri keenam di Barcelona, saat dia gagal finis untuk kedua kalinya. Sejak saat itu, prestasinya cenderung naik turun.
Baca Juga: Menhan: Plonco Harus Diganti dengan Bela Negara
Tercatat lima kali dia terlempar dari posisi lima besar dan sekali kembali gagal finis. Selebihnya, pebalap yang identik dengan nomor motor 99 itu lima kali naik podium.
Salah satunya saat menjuarai seri penutup di Sirkuit Ricardo Tormo. Sukses memenangi balapan di Valencia membuat pebalap berusia 29 tahun ini puas.
Betapa tidak, itu jadi kemenangan terakhirnya yang dipersembahkan untuk Yamaha, dikarenakan musim depan akan memperkuat pabrikan motor terkemuka asal Italia, Ducati.
Namun, bicara secara keseluruhan, Lorenzo menilai prestasinya di musim 2016 benar-benar mengecewakan. Lorenzo pun memberikan penilaian atas rapornya di musim 2016 dengan nilai 6,5.
"Pada seri terakhir di Valencia, saya memberikan nilai 10 untuk diri saya, karena saya menutup musim dengan baik. Sedangkan secara keseluruhan, saya memberikan nilai rapor 6,5 untuk diri saya," kata Lorenzo, sembilan musim perkuat Yamaha.
Baca Juga: Wiranto Dapat 16 Ribu Laporan Pungli
"Saya terlalu banyak membuat kesalahan. Saya memiliki masalah besar dengan kondisi trek yang dingin dan basah," lanjut juara dunia MotoGP tiga kali ini yang mengakhiri musim 2016 dengan bertengger di peringkat ketiga. (Tutto Motori)