Aksi Penembakan Warga Aceh Timur Bikin Warga Resah

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 08 Desember 2016 | 08:24 WIB
Aksi Penembakan Warga Aceh Timur Bikin Warga Resah
Ilustrasi penembakan. [Shutterstock/Peachtree City PD]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Harian Pembela Tanah Air (PETA) Provinsi Aceh, T Sukandi mengutuk dan mengecam keras aksi penembakan Mukhlisin warga Kecamatan Idi Rayek, Kabupaten Aceh Timur oleh orang tak dikenal, Selasa (6/12/2016).

"Penembakan tersebut sangat biadab karena korban dieksekusi di hadapan anaknya berumur 5 tahun. Meskipun motif penembakan tersebut tidak ada kaitannya dengan politik, namun tetap saja akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat Aceh menjelang Pilkada 2017," katanya di Tapaktuan, Kamis (8/12/2016).

Keresahan warga, menurut T Sukandi sangat berasalan, sebab setiap menjelang berlangsungnya Pilkada di Aceh selalu saja terjadi aksi kekerasan menggunakan senjata api yang merenggut korban jiwa.

Seharusnya, kata dia, masa kelam apa yang terjadi saat Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh tahun 2012 tidak terjadi lagi pada Pilkada tahun 2017.

Baca Juga: Ibadah di Sabuga Distop, Jangan karena Mayoritas Lalu Seenaknya

"Terulangnya aksi penembakan ini jelas-jelas membuktikan bahwa peredaran dan penggunaan senjata api di Aceh masih marak. Meskipun pihak keamanan mengklaim bahwa senjata yang digunakan adalah senjata rakitan, namun tetap saja penggunaan senjata api secara illegal tersebut sangat membahayakan keselamatan warga," ungkapnya.

Di samping menimbulkan keresahan bagi masyarakat menjelang Pilkada, sambung T Sukandi, aksi penembakan yang terus berulang di Aceh juga telah mencoreng nama baik Provinsi Aceh di mata masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional.

Sehingga kondisi ini secara otomatis juga berpengaruh terhadap semakin merosotnya tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh secara rata-rata nasional. Karena dengan masih terjadinya kekerasan menggunakan senjata api di daerah bekas konflik tersebut, akan menghambat minat para investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya di daerah itu.

"Perlu diketahui bahwa pertimbangan utama para investor dalam menanamkan investasinya adalah terkait jaminan keamanan. Jika belum ada jaminan keamanan maka jangan mimpi akan ada pengusaha luar daerah akan menanamkan modalnya skala besar di Provinsi Aceh," katanya.

Karena itu, ia menilai bahwa percuma atau sia-sia saja upaya Pemerintah Aceh selama ini bersusah payah melobi investor ke luar negeri, jika jaminan keamanan dalam daerah belum mampu diwujudkan.

Baca Juga: Ketika Ahok Bingung, Orang Islam dan Kristen Saling Menuduhnya

Terkait hal ini, T Sukandi mempertanyakan keputusan Mabes Polri dan TNI yang telah mempetakan tiga provinsi di Indonesoa sangat berpotensi terjadi kerawanan pelaksanaan Pilkada tahun 2017, yakni Provinsi Aceh, DKI Jakarta dan Papua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI