Suara.com - Tampil di Festival Internasional Pencak Silat yang digelar bersamaan dengan Kejuaraan Dunia Pencak Silat XVII, Akiko Asami berhasil mencuri perhatian penonton. Pesilat asal Jepang itu terlihat begitu menjiwai setiap gerakan yang dipertontonkan di GOR Lila Bhuana, Rabu (7/12/2016).
Pantas saja jika setiap gerakan Akiko terasa begitu kompak dengan tabuhan gendang. Pasalnya, sudah 19 tahun perempuan itu menggeluti pencak silat.
Ditemui Suara.com Akiko mengaku sudah 19 tahun menggeluti pencak silat. Perempuan asal Negeri Sakura itu bertutur bahwa sejak 'pertemuannya' dengan pencak silat di Malang tahun 1997 silam, dirinya langsung jatuh cinta.
"Pertama, saya belajar bahasa Indonesia satu bulan di Malang. Saat itu saya kenal pencak silat," kata Akiko yang kemudian memutuskan bergabung dengan Merpati Putih di Indonesia sebelum akhirnya bergabung dengan Panglipur di negara kelahirannya.
"Saya senang seninya pencak silat, kerumputannya, cantiknya, dan gerakannya," sambungnya.
Selain mendalami gerak seni, lewat silat, Akiko ternyata juga pernah berlaga di tujuh kejuaraan dunia. Meski belum pernah menang, namun pengalamannya di ajang para pendekar tersebut membawanya ke level yang lebih tinggi.
"Saya ikut tanding agak lama. Di kelas A, kejuaraan dunia. Tujuh kali. Tapi belum pernah menang," tukasnya sambil tertawa.
Menurut Akiko, pencak silat saat ini mulai berkembang di Negeri Sakura. Salah satu pemicu berkembangnya silat di Jepang yang cukup dahsyat adalah aksi Iko Uwais dan Yayan Ruhian di film The Raid 2: Berandal.
"(Sebelumnya) pencak silat belum begitu terkenal. Tapi karena ada film The Raid 2, di mana orang Jepang ikut bermain, jadi terkenal," katanya dalam bahasa Indonesia yang cukup fasih.
"(Orang) melihat gerakannya Iko Uwais, Yayan Ruhiyan...senang, terus akhirnya masuk ikut silat".