Suara.com - Buruknya hubungan antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo sudah bukan rahasia umum lagi. Meski berada dalam naungan tim yang sama--Yamaha--tapi keduanya dikenal kerap terlibat perang dingin.
Kondisi yang demikian bisa dimaklumi, mengingat kedua pebalap sama-sama bermental juara. Bahkan, beberapa tahun yang lalu, Rossi meminta Yamaha membangun dinding pembatas antara garasi dirinya dan Lorenzo.
Dan konflik terbaru antara keduanya yang mungkin masih segar diingatan, yakni ketika terlibat perdebatan di ruang konferesi pers pasca lomba GP San Marino di Sirkuit Misano, 19 September lalu.
Polemik berawal saat Lorenzo menuding Rossi melakukan manuver agresif dan membahayakan saat menyalip dirinya yang ketika itu sedang memimpin perlombaan, dan diklaim hampir membuat dia terjatuh.
Baca Juga: Lorenzo Jajal Mobil Tim F1 Mercedes, Rossi Cemburu?
Tudingan Lorenzo disangkal Rossi. Menurut Rossi, aksi seperti itu jamak terjadi dalam balapan. Dia mencontohkan manuver serupa yang dilakukan duet Repsol Honda, Marc Marquez dan Dani Pedrosa, terhadap dirinya.
Buruknya hubungan dengan Rossi ditenggarai banyak pihak juga jadi salah satu pemicu keputusan Lorenzo hengkang ke Ducati musim depan, disamping kabarnya karena faktor gaji yang lebih besar dibanding di Yamaha.
Lantas akankah ketegangan ini akan terus berlanjut musim depan? Lorenzo mengungkapkan intensitas ketegangan tersebut akan mereda dan mencair, karena keduanya tidak lagi dalam garasi yang sama.
Juara dunia MotoGP tiga kali ini mencontohkan situasi dimana hubungannya dengan Rossi sempat mencair kala Rossi memperkuat Ducati pada musim 2011 dan 2012.
"Jika dua pebalap kuat berada di tim yang sama, yang ada dipikirannya tentu adalah melakukan segalanya demi bisa mengalahkan pebalap yang menggunakan motor yang sama dengan Anda, dan itu menciptakan ketegangan," kata Lorenzo, 29 tahun.
Baca Juga: Pesilat Indonesia Ingin Dapat Bonus? Ini Syaratnya
"Itu hal yang normal, entah itu dengan Rossi atau pebalap lain. Ketika salah satunya berada di tim yang berbeda, maka tensinya akan lebih rendah. Itu pulalah yang terjadi saat dia pergi ke Ducati."