Suara.com - Calon gubernur Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan, siang tadi, menghadiri acara dialog publik di gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta Selatan.
Dialog bertajuk Perempuan Memilih: dari, oleh dan untuk perempuan Jakarta dilaksanakan dalam rangka peringatan 100 tahun Adam Malik Center. Acara tersebut dihadiri oleh anggota dari berbagai organisasi, termasuk LSM, Kowani, Perwari, Ormas hingga mahasiswa.
Dalam acara tersebut, Anies bertindak sebagai salah satu keynote speech. Melalui materi yang dia sampaikan, Anies berhasil menarik perhatian para peserta dialog. Sebelum menyampaikan visi-misinya sebagai calon gubernur, Anies bercerita proses bahwa dia tumbuh di lingkungan perempuan luar biasa, yaitu neneknya yang merupakan anggota Kowani saat itu.
Neneknya pernah bercerita bahwa sebagai utusan Tegal, dia sempat dilarang untuk menghadiri kongres di Yogya.
Baca Juga: Carissa Putri dan Augie Bikin KTP Jakarta Demi Coblos Ahok
"Kereta api sebagai sarana transportasi ketika itu dilarang oleh Belanda untuk mengantarkan para anggota Kowani," kata Anies.
Anies menambahkan akhirnya, neneknya bersama para perempuan lain saat itu memilih berbaring di rel kereta depan lokomatif. Aksi tersebut menyebabkan kereta tidak bisa berangkat. Sampai akhirnya diizinkan untuk ikut kongres.
"Saya telah menyaksikan dan mendengar langsung bagaimana dahsyatnya perempuan. Ketika di rumah, ia berperan sebagai ibu. Ketika di luar, ia sebagai warga dan bagian (aktif) di masyarakat," tutur Anies.
Anies menekankan ketika perempuan lemah, maka urusan lainnya akan lemah dan begitupun sebaliknya.
"Di Indonesia, pada dasarnya perempuan mempunyai peran besar. Maka, kita akan kembalikan hal itu. Insya Allah jika dapat terjadi di Jakarta, efeknya akan ke seluruh indonesia," ujar Anies.
Baca Juga: Jaksa Agung: Banyak Pihak Meminta Kasus Ahok Dipercepat
Di hadapan lebih dari 100 orang yang menghadiri diskusi tersebut, Anies menyampaikan salah satu program unggulannya yaitu memuliakan perempuan Jakarta.