Penggiat Car Free Day (CFD), Karya Persada mendesak Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh untuk meminta maaf.
Pasalnya, kata dia, Paloh dinilai telah menghina dengan mengecilkan peran CFD dibandingkan Parade Budaya Kita Indonesia yang digelar pada hari Minggu (4/12/2016).
"Kami tuntut Surya Paloh meminta maaf," kata Karya dalan konferensi pers di gedung Sarinah, jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2016).
Persada menilai pernyataan Bos Media Metro TV tersebut dilatarbelakangi oleh ketidaktahuannya tentang arti dari CFD itu sendiri. Padahal, menurutnya keberadaan CFD sudah mendukung terwujudnya kebhinekaan.
"Semua aturan dilanggar atas nama Kita Indonesia. Surya Paloh mengatakan apalah artinya CFD. Surya Paloh tidak tahu arti CFD. Padahal berkat CFD lah terwujudnya kebhinekaan. Setiap minggu, setiap kota melakukan CFD itu adalah momen silahturahmi," katanya.
Lebih lanjut, dia mengaku heran dengan Paloh karena pada tahun 2003, Metro TV mengapresiasi diberlakukannya CFD yang dimulai sejak tahun 2001. Oleh karena itu, Karya tidak lagi mengakui piagam penghargaan yang didapat dari Metro TV.
"Padahal 13 tahun lalu, Metro (TV) memberi penghargaan kepada kami. Kami dapat piagam, dan hari ini kami tidak sudi, saat ini kami melakban piagam ini," kata Persada.
Paloh sempat mengatakan bahwa acara Kebhinekaan atau persatuan bangsa lebih penting dibandingkan dengan acara CFD. Karena itu, dia menolak kalau penggunaan baju partai dilarang.
"Apalah arti CFD dibandingkan dengan persatuan bangsa, itu yang saya katakan. Jadi yang mau CFD boleh, mau sedikit menari boleh. Partai berperan dalam sebuah aspek kehidupan kebangsaan, masak partai berperan di DPR saja, apa partai berani duduk saja, tak boleh itu," kata Paloh, Minggu (4/12/2016).
Namun, sebenarnya penggunaan atribut partai dalam kegiatan dikawasan CFD jalan MH Thamrin-Sudirman melanggar Pergub DKI Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB).
Perda tersebut menyebutkan bahwa car free day tidak boleh dimanfaatkan untuk acara yang bermuatan politik.
Namun kemudian, Paloh mengaku siap disanksi jika memang dianggap melanggar ketentuan yang berlaku. Tapi, dia sama sekali tidak menyesalkan keterlibatan kader-kader NasDem dalam aksi tersebut.
"Coba tanyakan ke Plt gubernur DKI, barangkali kalau melanggar kami siap menerima konsekuensinya untuk kebaikan yang kita rasakan," kata Paloh.