Suara.com - Ada cerita menarik yang luput dari pantauan wartawan pada saat terjadi aksi damai di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2016) lalu.
Ketika itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi terpaksa meminjam sepeda motor jenis matic milik staf dari kantornya di Jalan Taman Pejambon.
Dia diantar staf ke Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, dengan sepeda motor itu.
Soalnya, semua akses jalan pada hari itu dipenuhi massa yang ikut aksi doa bersama.
Perjalanan dari kantor Kemenlu ke Istana Kepresidenan yang berjarak kurang lebih tiga kilometer ditempuh sampai Retno sekitar satu jam. Padahal dalam keadaan normal, paling-paling hanya beberapa menit.
Sepeda motor yang ditumpangi Retno menyusuri jalan-jalan yang dipenuhi massa. Sesampai di Jalan Veterany, ternyata jalur tersebut diblokade aparat keamanan. Akhirnya, dia turun di Jalan Veteran, lalu berjalan kaki.
"It is nice. Jadi dari kantor kemudian ke Istana, ternyata sampai di Jalan Veteran itu sudah berhenti karena saudara-saudara kita sedang berjalan menuju ke Stasiun Juanda untuk kembali kan (ke rumah masing-masing), karena waktu itu sudah selesai dari Salat Jumat, sementara kereta antri," kata Retno di kantor Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2016).
"Jadi benar-benar sudah nggak bisa bergerak, saya turun dari Jalan Veteran, lalu jalan kaki sampai ke Istana. Jadi itu waktu yang paling lama yang diperlukan dari Jalan Pejambon ke Istana, satu jam," kata Retno sambil tertawa.
Untung Retno sudah terbiasa naik sepeda motor dan jalan kaki sehingga tidak jadi soal.
"(Sudah biasa naik sepeda motor) jalan kaki apa lagi," ujar dia.
Ketika itu, Retno tiba di Istana sekitar pukul 15.15 WIB. Dia ke Istana untuk Presiden Joko Widodo guna menyampaikan laporan.