Suara.com - Inisiator Car Free Day (CFD) Ahmad Safrudin mengaku sangat kecewa dengan pihak penyelenggara aksi Kita Indoensia yang pada Minggu (4/12/2016) kemarin menyelenggarakan aksi di kawasan CFD. Menurutnya, aksi yang dihadiri oleh tokoh-tokoh politik tersebut sudah melanggar aturan yang sudah dibuat oleh Panitia CFD.
"Aksi 'Kita Indonesia' kemarin tidak sesuai dengan perjanjiannya. Dan kami nyatakan sangat kecewa," kata Ahmad Safrudin saat konferensi pers di Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2016).
Sejak dimulainya acara CFD tidak diperbolehkan untuk acara yang dinilai mengandung unsur kebencian. Karena menurutnya, CFD hadir untuk memberikan ruang bagi masyarakat untuk bersosialisasi. Itu juga dilatarbelakangi oleh kurangnya ruang publik yang tersedia bagi masyarakat.
"Dalam CFD sudah cukup lama dilakukan. Awalnya 22 April 2001. Dilaksanakan 22 CFD Tahun 2002, dan 14 tahun CFD dilaksanakan .Tidak sebagai ajang hasutan dan orasi-orasi. CFD adalah ruang publik yang kondusif untuk sosialisai masyarakat, dimana mengalami problem kepada ruang publik," katanya.
Oleh karena itu, dia pun meminta agar kejadian serupa di waktu yang akan datang tidak terjadi lagi.
"Kami menggugat agar CFD dikembalikan ke fungsinya semula sebagai ruang publik untuk meningkatkan kualitas udara mengurangi ketergantungan penggunaaan motor. Dengan begitu masyarakat akan ikut berkontribusi dan juga membantu mengurangi kemacetan," kata Safrudin.
Untuk diketahui, pada Minggu kemarin, kawasan yang biasanya untuk CFD pada setiap hari Minggu diisi oleh aksi Kita Indoensia. Dalam acara tersebut, hadir sejumlah tokoh politik, seperti Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Paloh begitu semangat untuk berorasi, yang menekankan bahwa pentingnya kebersamaan. Selain Paloh, hadir juga Ketua Umum Golkar, Setya Novanto. Adapun warna yang ditampilkan dalam aksi tersebut adalah dimunculkannya atribut-atribut partai.